Bupati TTU minta kades selalu siaga selama peralihan musim

id NTT,bencana alam,bupati TTU,cuaca ekstrem

Bupati TTU minta kades selalu siaga selama peralihan musim

Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Provinsi Nusa Tenggara Timur Juandi David (ANTARA/Benny Jahang)

Kami telah meminta para kepala desa dan lurah untuk selalu siaga dalam menghadapi terjadinya bencana alam yang sering terjadi pada saat peralihan musim...
Kupang (ANTARA) - Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Juandi David meminta para kepala desa di daerah itu untuk selalu siaga dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam, seperti banjir dan angin kencang, pada peralihan musim.

"Kami telah meminta para kepala desa dan lurah untuk selalu siaga dalam menghadapi terjadinya bencana alam yang sering terjadi pada saat peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan yang selalu diikuti dengan adanya bencana, seperti angin kencang dan banjir," katanya di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu, (15/11/2023).

Ia mengatakan hal itu terkait dengan antisipasi Pemerintah Kabupaten TTU menghadapi bencana alam yang terjadi pada peralihan musim karena saat ini sejumlah wilayah setempat  mulai diguyur hujan.

Kabupaten Timor Tengah Utara termasuk salah satu daerah di Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang selalu mengalami bencana alam, seperti angin kencang yang berdampak kerusakan rumah penduduk serta banjir.

"Pada saat terjadinya peralihan musim selalu diikuti dengan peristiwa angin kencang yang menyebabkan kerusakan rumah penduduk, sehingga kami meminta warga TTU untuk selalu waspada saat terjadi peralihan musim ini," kata Bupati Juandi David.

Ia mengatakan sejumlah daerah di kabupaten yang berbatasan dengan wilayah Oecusse, Timor Leste itu, sedang mengalami kekeringan yang berdampak terjadinya kekurangan pangan sehingga memicu kenaikan harga beras hingga menembus harga Rp15.000-Rp16.000/kg.

Baca juga: BMKG Kupang ingatkan potensi hujan disertai petir di 11 kabupaten

Dia menjelaskan pemkab setempat terus membangun kerja sama dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar, terutama beras, di kecamatan-kecamatan sebagai upaya pengendalian harga.

Baca juga: Warga Kupang diimbau jaga kesehatan selama kemarau

"Dampak kekeringan yang terjadi di TTU menyebabkan produksi pertanian menurun karena keterbatasan air sehingga memicu kenaikan harga beras di pasar," kata dia.