Kupang (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memodernisasi alat pemantauan Gunung Api Anak Ranakah di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menghasilkan data yang akurat.
"Dari PVMBG, sementara proses pemasangan," kata Pengamat Gunung Api Anak Ranakah, Vinsensius Tuku saat dihubungi dari Kupang, Senin, (26/2/2024).
Modernisasi alat pemantauan gunung api merupakan upaya dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral agar pos pengamatan gunung api dapat menghasilkan data pemantauan yang akurat.
Badan Geologi pun tercatat telah memodernisasi tambahan 12 pengembangan sistem pemantauan gunung api pada tahun 2023, salah satunya Gunung Api Anak Ranakah di Pulau Flores.
Gunung Api Anak Ranakah merupakan gunung api yang berada pada ketinggian 2.350 mdpl dan kini berstatus Normal atau Level I.
Saat ini Pos Pengamatan Gunung Api Anak Ranakah melakukan pemantauan analog lewat seismometer yang berada di lapangan pada satu stasiun seismik.
Setiap getaran yang ditangkap akan dikirim lewat antena pengiriman yang terpasang di lapangan dan diterima dengan antena penerima di pos pengamatan, lalu dikonveksi menjadi data gempa lewat seismograf.
Namun, dengan modernisasi peralatan yang dilakukan oleh PVMBG, Pos Pengamatan Gunung Api Anak Ranakah mendapatkan tambahan dua stasiun seismik.
Pos itu juga mendapatkan tambahan Tiltmeter, yakni alat pengukur deformasi gunung yang berfungsi untuk mendeteksi pengembangan atau pengempisan tubuh gunung.
Selain itu ada pula CCTV yang diberikan untuk memantau aktivitas gunung api secara visual.
"Ada juga di stasiun yang baru dikerjakan dipasang GPS dan juga dipasang alat pemantauan digital untuk mengantisipasi jika peralatan analog terjadi kerusakan, semuanya itu sementara proses," kata dia menjelaskan.
Vinsensius mengatakan tambahan lima stasiun peralatan itu berada masing-masing di atas puncak gunung, lalu di daerah Rana Mese, Mano, Ranapoja, dan Rondo Woing.
Lewat modernisasi peralatan, ia menyebut para petugas dapat lebih mudah untuk melakukan proses pemantauan aktivitas gunung api.
"Dan kalau lebih dari satu stasiun seismik maka ada pembanding untuk menentukan aktivitas gunung api itu sendiri," ucap Vinsensius.
Baca juga: PVMBG catat 821 kali erupsi terjadi pada Gunung Lewotolok
Berdasarkan tingkat aktivitas Level I atau Normal, PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Anak Ranakah maupun pengunjung dan wisatawan atau pendaki untuk tidak beraktivitas di dalam area kawah aktif, serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah.
Baca juga: Artikel - Peran pengamat gunung api memitigasi bencana di Flores
Baca juga: Gunung Lewotobi erupsi disertai luncuran awan panas
Hal itu harus dilakukan untuk menghindari potensi gas beracun dan juga membatasi aktivitas (tidak berlama-lama) di sekitar area kawah.
