Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat meminta warga untuk tidak keluar atau meninggalkan rumah guna mengantisipasi dampak cuaca ekstrem seperti pohon dan tiang listrik yang tumbang karena hujan dan angin kencang.
"Kalau tidak penting sekali jangan keluar rumah, di daerah ini kan ada hutan," kata Kepala BPBD Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) Stefanus Tawar dihubungi dari Labuan Bajo, Senin, (11/3/2024).
Dia menyampaikan hal tersebut menyusul peringatan dini BMKG bagi masyarakat NTT agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi pada 8-14 Maret 2024.
Ia menambahkan sudah terjadi beberapa peristiwa tanah longsor, pohon tumbang dan satu kejadian mobil yang tertimpa tiang listrik di jalur Ruteng-Iteng Kecamatan Satarmese.
"Kalaupun meninggalkan rumah tentunya harus meningkatkan kewaspadaan apalagi melewati wilayah yang banyak pohon dan tiang listrik," katanya.
Ia menjelaskan wilayah Kabupaten Manggarai telah membentuk posko siaga bencana hidrometeorologi untuk merespon dengan cepat laporan bencana alam.
Menurut dia, bencana alam yang sering terjadi di daerah itu adalah tanah longsor, banjir dan angin kencang.
Untuk daerah rawan banjir seperti di Kecamatan Reo, lanjut dia, pemerintah juga telah menyiapkan skema evakuasi warga terdampak ke tempat yang lebih aman.
Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem hingga 14 Maret 2024.
"Diharapkan masyarakat tidak panik dan lebih mengantisipasi dampak yang ditimbulkan," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek di Kupang, Jumat (8/3).
Ia menjelaskan potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan disebabkan adanya pusaran angin masuk atau Sirkulasi Siklonik di bagian Barat Daya Australia, sehingga membentuk daerah perlambatan, pertemuan, dan belokan angin di wilayah NTT.
Selain itu, kondisi dinamika atmosfer juga didukung dengan aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Equatorial Rossby, serta hangatnya suhu permukaan laut dan kelembapan yang cukup basah di tiap lapisan atmosfer.
Potensi cuaca ekstrem ini, ucap Sti, dapat menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti hujan ekstrem, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.