Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan sebagai seorang bendahara negara, dirinya perlu mengelola fiskal secara hati-hati.
Indonesia juga tercatat sebagai salah satu dari sedikit negara yang mampu melakukan konsolidasi fiskal pascapandemi hanya dalam waktu dua tahun, prestasi yang jarang ditemui di negara lain.
Di sisi lain, Indonesia juga mampu menjaga ketangguhan ekonomi dengan terus mendorong investasi dalam hilirisasi, memperkuat struktur ekonomi, dan menciptakan neraca pembayaran yang kompetitif. Neraca perdagangan dan transaksi berjalan dianggap sebagai benteng penting bagi perekonomian Indonesia.
"Jadi, jangan sampai saya dicap sebagai 'Ms No', karena jika saya selalu menolak, pembangunan saat ini tidak akan terjadi. Faktanya, pembangunan tetap berjalan," katanya lagi.
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani juga menyatakan Indonesia mampu menjaga perekonomian nasional dari berbagai gejolak dalam 10 tahun terakhir.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif terjaga berkat fokus pemerintah terhadap program pembangunan sebagai fondasi, terutama infrastruktur dan modal manusia (human capital).
Anggaran infrastruktur terus meningkat dalam satu dekade terakhir, tepatnya dari Rp157,4 triliun pada 2014 menjadi Rp423,4 triliun pada tahun ini. Menkeu menyebut pembangunan infrastruktur merupakan salah satu modal utama fondasi ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang berkualitas.
Sedangkan, untuk modal manusia, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mengutamakan program pendidikan, perlindungan sosial (perlinsos), dan kesehatan.
"Itulah fondasi yang dibangun dalam 10 tahun, di mana fondasi itu terbangun tanpa membuat APBN menjadi sakit atau runtuh," tutur Sri Mulyani.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani bilang pelemahan daya beli perlu lihat banyak indikator
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani ingatkan pemda tak manipulasi data inflasi