Kupang, NTT (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan awal musim kemarau 2025 di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) akan terjadi mulai bulan April.
BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II NTT dalam siaran pers secara daring di Kupang, Jumat, menyatakan prediksi awal musim kemarau di NTT pada umumnya terjadi pada April 2025, meliputi 25 Zona Musim (ZOM) atau 89 persen dari total 28 ZOM di wilayah NTT.
“Dari total 28 ZOM di wilayah NTT, sebanyak 25 ZOM (89 persen) diprediksi akan mengawali musim kemarau pada April, sedangkan tiga ZOM (11 persen) baru akan terjadi pada Mei,” kata Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II NTT Indra Achmad dalam siaran pers tersebut.
Ia mengatakan awal musim kemarau umumnya berkaitan erat dengan peralihan Angin Monsun (Angin Baratan) menjadi angin Monsun Australia (Angin Timuran).
Sementara itu, musim kemarau 2025 di wilayah NTT pada umumnya akan datang lebih lambat dari normalnya, dengan sifat hujan musim kemarau yang lebih basah dari kondisi kemarau biasanya.
Pihaknya juga memperkirakan puncak musim kemarau di NTT akan berlangsung pada Agustus 2025 meliputi 28 ZOM atau 100 persen.
Untuk itu, BMKG telah mengeluarkan beberapa rekomendasi pada sektor terkait dalam menghadapi musim kemarau 2025 di wilayah NTT.
Pada sektor pertanian perlu penyesuaian dalam jadwal musim tanam di wilayah-wilayah (ZOM) yang mengalami musim kemarau lebih awal atau lebih lambat.
Pada sektor kebencanaan perlu adanya peningkatan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Sementara pada sektor sumber daya air perlunya upaya mengoptimalkan sumber air alternatif dan memastikan distribusi air yang efisien guna menjaga ketersediaan air bagi masyarakat selama musim kemarau.