Kupang, NTT (ANTARA) - Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur meningkatkan gizi sebanyak 250 balita melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebagai bagian dari percepatan perbaikan status gizi masyarakat.
“Sebanyak 250 balita yang mengalami gizi kurang menjadi sasaran program PMT, dengan distribusi awal kepada 20 balita di Kecamatan Kota Lama,” kata Wali Kota Kupang Christian Widodo di Kupang, Selasa.
Ia menjelaskan setiap paket bantuan berisi susu formula SGM 1 Plus 900 gram, satu kilogram kacang hijau, dan satu rak telur ayam. Bantuan ini diperuntukkan khusus bagi bayi dan balita berusia 1-3 tahun yang teridentifikasi mengalami gizi kurang.
“Anak-anak ini adalah masa depan kita. Kalau sejak kecil mereka tumbuh sehat, kuat, dan bergizi baik, kelak di sekolah mereka bisa lebih berprestasi, memiliki konsentrasi tinggi, daya ingat yang kuat, dan jarang sakit,” kata dia.
Christian menegaskan program PMT tidak hanya sebatas penyaluran bahan makanan, tetapi juga menjadi simbol kehadiran pemerintah yang peduli dan melayani masyarakat.
Program tersebut dilaksanakan melalui kolaborasi Dinas Kesehatan dan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Kupang.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Kupang Widya Cahya mengatakan kegiatan PMT dilaksanakan melalui tiga mekanisme, dimulai dengan pendataan balita gizi kurang, distribusi bantuan makanan tambahan, dan edukasi gizi kepada orang tua balita oleh tenaga kesehatan.
Ia menambahkan, pendataan balita gizi kurang dilakukan langsung oleh puskesmas setempat. Bantuan berupa susu juga disalurkan melalui puskesmas, agar tepat sasaran dan dapat dimonitoring secara berkala.
“Target kita 250 balita tersebar di seluruh kecamatan di Kota Kupang. Program ini diharapkan dapat mencegah stunting, yang merupakan kondisi kekurangan gizi kronis dan berdampak jangka panjang pada tumbuh kembang anak,” jelas Widya.
Lebih lanjut, PKK Kota Kupang menurunkan tim ke 367 posyandu untuk melakukan pendataan sarana dan prasarana kesehatan.
“Hasil pendataan akan menjadi dasar kerja sama dengan Dinas Kesehatan agar posyandu dapat dilengkapi dengan peralatan baru,” kata dia.
Selain itu, PKK juga mendorong pengembangan Posyandu Terpadu dengan 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM), sehingga pelayanan gizi dan kesehatan ibu-anak dapat lebih optimal.

