Kupang (ANTARA) - PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur mencatat program Electrifying Agriculture (EA) yang dijalankan PT PLN (Persero) di Pulau Sumba hingga pertengahan tahun 2025 dengan pertumbuhan sebesar 2,6 persen.
“Hal ini mencerminkan meningkatnya minat masyarakat beralih ke pertanian modern berbasis listrik,” kata Manager PLN UP3 Sumba Ronald Tilmans saat dihubungi dari Kupang, Selasa.
Saat ini ujar dia, jumlah pelanggan EA meningkat dari 66 menjadi 70 pelanggan, dengan total daya tersambung mencapai 12,58 megavolt ampere (MVA).
Kenaikan tersebut turut mendorong konsumsi listrik sektor EA menjadi 13,51 gigawatt hour (GWh), yang menunjukkan tren positif dalam penerapan energi listrik untuk kegiatan produktif di sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan.
Dia menjelaskan bahwa pertumbuhan tersebut menggambarkan keberhasilan PLN dalam memperluas manfaat energi listrik untuk mendukung modernisasi sektor agrikultur.
“Pemanfaatan listrik terbukti membuat petani lebih efisien dan produktif. Pertumbuhan ini juga tercermin pada kenaikan penjualan listrik PLN di NTT yang mencapai 10,60 persen,” katanya.
Menurut Ronald, penerapan EA membuat banyak petani mulai beralih menggunakan peralatan listrik seperti pompa air, alat pengering hasil panen, hingga sistem pengairan otomatis yang dapat meningkatkan hasil dan menekan biaya operasional.
“Sumba menjadi contoh nyata bahwa elektrifikasi bukan hanya soal penerangan, tetapi juga penggerak ekonomi produktif,” tambahnya.
Sementara Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT F. Eko Sulistyono menegaskan EA merupakan bagian dari strategi PLN dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan berkelanjutan di daerah.
“Electrifying Agriculture adalah wujud nyata komitmen PLN untuk mendukung ekonomi masyarakat melalui energi bersih yang membantu aktivitas pertanian, peternakan, perkebunan, hingga perikanan,” ujarnya.
Eko menambahkan, hingga pertengahan 2025, penerapan EA di NTT terus berkembang dengan kontribusi terbesar berasal dari wilayah Sumba, Flores, dan Timor.
“PLN berharap energi listrik tidak hanya menjadi sumber daya, tetapi juga katalisator bagi pertumbuhan ekonomi yang mandiri, produktif, dan ramah lingkungan,” pungkasnya.

