Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena meminta koperasi di daerah itu untuk berperan aktif dalam pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal melalui Program One Village One Product (OVOP).
“Koperasi secara nyata mengamalkan nilai kekeluargaan, gotong royong, keadilan sosial dan kemanusiaan yang menjadi inti dari ekonomi Pancasila,” kata Emanuel Melkiades Laka Lena di Kupang, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Gubernur saat menghadiri peringatan International Credit Union (ICU) Day Ke-77 dan Forum Puskopdit NTT.
Acara tersebut mengusung tema “Cooperation for a Prosperous World” untuk ICU Day dan “Reideologisasi dan Revitalisasi Nilai-Nilai Kredit Union” untuk Forum Puskopdit NTT.
Dalam sambutannya, Gubernur NTT menegaskan bahwa koperasi kredit atau credit union merupakan bentuk nyata penerapan asas ekonomi Pancasila dalam kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia.
Ia menjelaskan koperasi kredit dijalankan berdasarkan semangat kebersamaan dan kesejahteraan bersama di atas kepentingan pribadi.
“Koperasi kredit menghindari eksploitasi dan mendorong pemerataan ekonomi bagi para anggotanya,” ujarnya.
Gubernur memberikan apresiasi kepada seluruh koperasi kredit di NTT yang telah berperan besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di wilayah pedesaan yang sulit dijangkau program pembangunan pemerintah.
“Dalam perjalanannya, koperasi kredit telah menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang nyata. Koperasi telah banyak menolong keluarga sederhana untuk berani bermimpi, menyekolahkan anak, membangun rumah, atau memulai usaha kecil,” tambah dia.
Karena itu menurut Melki, peran koperasi kredit sangat strategis untuk mendukung Program OVOP dengan mendorong pengolahan dan peningkatan nilai tambah produk lokal.
“Hasil produksi dari petani, nelayan, dan peternak yang selama ini dijual mentah harus diolah dan dikemas dengan kualitas baik agar memiliki nilai jual tinggi. Di sinilah koperasi kredit bisa mengambil peran,” tegasnya.
Selain mendorong keterlibatan koperasi kredit dalam pengembangan produk unggulan desa, Gubernur juga meminta agar lembaga tersebut aktif membangun budaya literasi keuangan bagi para anggotanya.
“Literasi pengelolaan keuangan yang baik akan menjadi fondasi positif bagi keluarga dan masyarakat agar lebih bijak dalam penggunaan uang. Hindari praktik negatif seperti judi yang berdampak buruk pada ekonomi rumah tangga,” ujar Melki.

