Kupang, NTT (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada triwulan III-2025 tumbuh sebesar 4,88 persen (year on year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024.
“Pertumbuhan ekonomi positif terjadi pada hampir semua lapangan usaha kecuali pertambangan dan penggalian dan lapangan usaha pengadaan listrik, gas, dan produksi es yang mengalami pertumbuhan negatif,” kata Kepala BPS Provinsi NTT Matamira B. Kale, di Kupang, Rabu.
Ia menjelaskan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang naik 13,89 persen. Dari sisi pengeluaran, kontribusi terbesar datang dari ekspor barang dan jasa yang tumbuh 19,54 persen.
Selain itu, dalam struktur perekonomian kawasan Bali dan Nusa Tenggara (Balinusra) NTT menempati posisi kedua. Pada periode yang sama, perekonomian NTB tumbuh 2,82 persen sedangkan Bali menjadi yang tertinggi dengan 5,88 persen.
“Sebesar 21,91 persen perekonomian kawasan Balinusra dalam periode ini ada di Provinsi NTT,” tambah dia.
Lebih lanjut, Matamira mengatakan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), ekonomi NTT pada triwulan III-2025 mengalami kontraksi sebesar 1,79 persen.
“Dari sisi lapangan usaha, penurunan terdalam terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang minus 11,46 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran, kontraksi terbesar pada ekspor barang dan jasa sebesar 13,03 persen,” katanya.
Secara kumulatif, ekonomi NTT pada periode Januari-September 2025 tumbuh 5,01 persen lebih tinggi dibanding kumulatif periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun struktur ekonomi NTT pada triwulan III masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi sebesar 27,58 persen. Sementara dari sisi pengeluaran masih didominasi komponen konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 66,25 persen.

