Jangan lagi bakar lahan di musim kemarau

id Kebakaran lahan

Jangan lagi bakar lahan di musim kemarau

Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Paulus Igo Geroda. (ANTARA FOTO/istimewa)

"Warga sudah kami imbau terutama agar jangan membakar lahan atau hutan karena Flores Timur saat ini sedang dilanda kekeringan ekstrem," kata Paulus Igo Geroda.
Kupang (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Paulus Igo Geroda, mengimbau warga masyarakat di daerah itu agar tidak membakar lahan selama musim kering yang mulai melanda daerah setempat.

"Warga sudah kami imbau terutama agar jangan membakar lahan atau hutan karena Flores Timur saat ini sedang dilanda kekeringan ekstrem," katanya kepada ANTARA ketika dihubungi dari Kupang, Rabu (24/7).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan upaya pemerintah daerah mengantisipasi dampak kekeringan ekstrim yang melanda wilayah Kabupaten Flores Timur di bagian timur Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Paulus mengatakan, meskipun imbauan sudah disampaikan, namun beberapa waktu lalu masih muncul sejumlah titik api di sekitar Gunung Ile Boleng di Pulau Adonara.

"Akhirnya petugas kami langsung dikerahkan untuk melakukan pemadaman satu per satu titik api tersebut. Sumber api ini kemungkinan besar akibat pembakaran lahan," katanya.

Baca juga: Artikel - Kekeringan bukan lagi bencana bagi NTT

Untuk itu, Paulus meminta warga setempat agar melakukan aktivitas membakar lahan di saat musim kemarau panjang yang sedang berlangsung karena dapat berakibat terjadinya kebakaran yang meluas.

"Kita minta ketika warga hendak selesai bertani atau berkebun agar tidak meninggalkan sumber api yang masih menyala," katanya dan menambahkan bencana kekeringan bukan lagi hal baru bagi masyarakat di daerah setempat karena selalu terjadi setiap tahun.

Untuk dampak kekeringan yang sedang terjadi, menurutnya tidak terlalu berpengaruh terhadap sektor pertanian karena aktivitas bercocok tanam umumnya dilakukan warga saat musim hujan.

Pemerintah daerah, lanjutnya, berfokus pada pendistribusian air bersih menggunakan mobil-mobil tangki untuk masyarakat di berbagai wilayah yang tidak memiliki sumber air tanah.

"Untuk penanganan jangka pendek lebih fokus penyaluran air bersih untuk masyarakat, di sisi lain mengedukasi warga untuk sama-sama menjaga agar bencana kekeringan ini tidak berdampak ke hal lain seperti kebakaran hutan atau lahan," katanya.

Baca juga: Kata Wabup Thomas Ola, kekeringan semakin meluas di Lembata
Baca juga: Kekeringan sebagai bencana di Flores Timur
Kebakaran lahan gambut di Desa Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Rabu (17/7/2019). (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/hp).