Dosen IPB dan kelompoknya berencana gagalkan pelantikan presiden

id demo

Dosen IPB dan kelompoknya berencana gagalkan pelantikan presiden

Ilustrasi bom molotov. (ANTARA News)

Penyidik Polda Metro Jaya menduga AB, dosen IPB Bogor bersama kelompoknya berencana menggagalkan pelantikan Presiden Joko Widodo pada 20 Oktober 2019.
Jakarta (ANTARA) - Penyidik Polda Metro Jaya menduga AB, dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama kelompoknya berencana menggagalkan pelantikan Presiden Joko Widodo pada 20 Oktober 2019.

"Pelaku akan meledakkan sejumlah bom di wilayah Jakarta Barat," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Suyudi Ario Seto di Jakart, Rabu (9/10).

Suyudi mengatakan kelompok AB merencanakan menempatkan bahan peledak bom ikan di sepanjang Jalan Grogol hingga Roxy, Jakarta Barat.

Dari hasil pemeriksaan AB dan tersangka lain, Suyudi mengungkapkan pelaku berusaha membuat kerusuhan untuk menurunkan Jokowi sebagai presiden.

Baca juga: Presiden Jokowi hadiri pelantikan anggota DPR DPD MPR
Baca juga: Siapapun yang berani menggagalkan pelantikan presiden, akan berhadapan dengan TNI


Kelompok tersebut dikatakan Suyudi, melengserkan Presiden Jokowi melalui isu kebakaran hutan dan revisi Undang-Undang KPK. "Terakhir target utama mereka membatalkan pelantikan presiden," ungkap Suyudi.

Sebelumnya, AB, seorang dosen IPB ditetapkan sebagai tersangka bersama sembilan orang lainnya sebagai tersangka yakni, S alias L, OS, JAF, AL, NAD, SAM, YF, ALI, dan FEB terkait dugaan kepemilikan bahan peledak.

AB diduga memiliki peran sebagai pemasok bom molotov untuk aksi Mujahid 212 pada beberapa waktu lalu di depan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

Atas perbuatannya AB dijerat Pasal 1 ayat (1) UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 terkait tindak pidana membuat, menguasai, membawa, menyimpan, mengangkut, menyerahkan, dan atau berusaha menyerahkan bahan peledak.

Baca juga: Aksi demonstrasi sulit batalkan pelantikan presiden-wapres terpilih
Sejumlah mahasiswa anti korupsi gabungan dari sejumlah perguruan tinggi di Banten berunjuk rasa di Alun-alun Serang, Selasa (8/10/2019). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/ama).