Kupang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang mengatakan kasus penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto memberi sinyal kuat untuk memperketat dan meningkatkan pengawalan kepada Presiden Joko Widodo.
"Paling tidak kejadian ini, memberi sinyal kuat buat Jokowi dan pemerintahan ke depan agar lebih perketat pengawalan," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Jumat (11/10).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan kebiasaan Presiden Jokowi yang selalu berada di kerumunan massa, dan kasus penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto ini bisa menjadi pembelajaran.
Menurut dia, kasus ini memberi sinyal kuat buat Presien Jokowi dan pemerintahan ke depan agar lebih memperketat pengawalan terhadap setiap pejabat negara, terutama Kepala Negara.
Baca juga: Ancaman pembunuhan terhadap pejabat negara bukan gertak sambal
Baca juga: Penyerangan terhadap Menkopolhukam di luar dugaan
Alasannya, boleh jadi, penusukan terhadap Wiranto ini hanya untuk pengalihan isu, dan sasaran antara sementara sasaran utama bisa jadi adalah untuk Presiden Jokowi.
Menurut Ahmad Atang, kasus ini jangan dilihat sebagai perilaku kriminalitas biasa, namun harus diwaspadai sebagai sebuah gerakan sistematis dan terorganisir yang patut diwaspadai oleh setiap pejabat negara.
Apalagi, ada gerakan untuk membatalkan pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2019 mendatang.
"Jadi menurut saya, pengamanan harus diperketat karena boleh jadi ini pengalihan isu dan sasaran antara, sementara sasaran utama bisa jadi adalah untuk Presiden Jokowi," demikian Ahmad Atang.
Baca juga: Prosedur pengawalan menteri sudah sesuai standar
Baca juga: Presiden minta pengamanan pejabat negara ditingkatkan
Pengawalan terhadap Presiden Jokowi wajib ditingkatkan
Kasus penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto memberi sinyal kuat untuk memperketat dan meningkatkan pengawalan kepada Presiden Joko Widodo.