Indonesia kehilangan 4.000 ha lahan di perbatasan Timor Leste

id Bronjong

Indonesia kehilangan 4.000 ha lahan di perbatasan Timor Leste

Ahli Daerah Aliran Sungai (DAS) dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Dr Ludji Michael Riwu Kaho. (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)

"Ada lahan kita (Indonesia, red) sekitar 4.000 hektare hilang akibat Timor Leste membangun bronjong di wilayahnya yang membuat aliran sungai melebar ke wilayah Indonesia," kata Ketua Forum DAS NTT Ludji Michael Riwu Kaho.
Kupang (ANTARA) - Ahli Bidang Daerah Aliran Sungai (DAS) dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Dr Ludji Michael Riwu Kaho, mengatakan Indonesia sudah kehilangan lahan sekitar 4.000 hektare di wilayah Kabupaten Belu yang berbatasan dengan negara Timor Leste.

"Ada lahan kita (Indonesia, red) sekitar 4.000 hektare hilang akibat Timor Leste membangun bronjong di wilayahnya yang membuat aliran sungai melebar ke wilayah Indonesia," kata Ketua Forum DAS NTT itu di Kupang, Senin (25/11).

Dia menjelaskan, batas wilayah antarnegara Indonesia dengan Timor Leste di wilayah Kabupaten Belu telah ditentukan dengan garis tengah Sungai Malibaka yang memisahkan kabupaten setempat dengan Distrik Bobonaro, Timor Leste.

Namun, lanjut dia, pihak pemerintah Timor Leste telah membangun bronjong puluhan kilometer di sepanjang pinggir Sungai Malibaka untuk menahan aliran sungai agar tidak melebar ke wilayah negara tetangga itu.

Sementara itu, kata dia, di wilayah Indonesia tidak dibangun bronjong sehingga aliran sungai yang menjadi batas wilayah negara di Malibaka itu terus melebar masuk ke wilayah Indonesia.
Prajurit Satgas TMMD Kodim 0204/DS bersama warga membangun bronjong (benteng penahan) dinding tebing agar tidak longsor di jembatan Bah Bolon Kabupaten Serdang Bedagai, Senin (28/10).  (ANTARA/HO)
"Akibatnya kita rugi karena sejak tahun 2000 sampai sekarang Indonesia sudah kehilangan 4.000 hektare lahan akibat pergeseran aliran sungai ini,"  kata dosen Fakultas Peternakan serta Pascasarjana di Undana Kupang itu.

Michael Riwu Kaho yang juga sebagai ahli perancang grand design Pengelolaan DAS Wilayah antarnegara Indonesia-Timor Leste itu mengatakan, kondisi ini perlu disikapi serius oleh Pemerintah Indonesia karena menyangkut wilayah perbatasan negara.

Menurut dia, wilayah perbatasan merupakan beranda terdepan negara yang mencerminkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga tidak bisa diambil negara lain dengan berbagai cara.

"Pemerintah Indonesia pernah bereaksi keras karena China memindahkan sedikit pembatas, tetapi kita seperti masih diam saja ketika ribuan hektare lahan kita hilang di wilayah perbatasan dengan Timor Leste," katanya.
Pekerja membuat bronjong saat perbaikan tebing pasca longsor di Ciloto, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (8/4/2018). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)