Akibat serangan virus ASF, 2.000 ekor babi di NTT mati

id virus ASF

Akibat serangan virus ASF, 2.000 ekor babi di NTT mati

Kepala Bidang Agribisnis dan Kelembagaan Peternakan, Dinas Peternakan Provinsi NTT, Tay Renggi. (Foto : Antara/ Benny Jahang).

Dinas Peternakan NTT mencatat sudah sekitar 2.000 ekor babi di Pulau Timor mati akibat terserang virus African Swine Fever (ASF) selama Februari 2020.
Waingapu (ANTARA) - Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat sudah sekitar 2.000 ekor babi di Pulau Timor mati akibat terserang virus African Swine Fever (ASF) selama Februari 2020.

"Data yang kami himpun dari beberapa kabupaten di Pulau Timor bahwa sudah 2.000 ekor babi yang mati karena positif terserang virus ASF, " kata kepala Dinas Peternakan NTT Dani Suhadi melalui Kepala Bidang Agribisnis dan Kelembagaan Peternakan pada Dinas Peternakan NTT, Tay Renggi di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Kamis (27/2).

Dia mengatakan hampir semua kabupaten di Pulau Timor yaitu Malaka, Belu, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Kabupaten Kupang dan Kota Kupang telah terdampak virus ASF yang menyerang babi milik peternak di daerah itu.

"Semua kabupaten di Pulau Timor ini telah terpapar dengan virus ASF. Virus ini telah mematikan 2.000 ekor babi di Pulau Timor," tambah Tay Renggi.

Baca juga: Pulau Timor positif terserang virus ASF
Baca juga: Pemerintah tutup lalu lintas ternak babi dari dan ke NTT


Menurut dia, pemerintah NTT telah mendapat hasil pemeriksaan laboratoriaum dari Balai Veteriner Medan bahwa virus yang menyerang ternak babi di NTT saat ini adalah virus ASF yang diduga masuk melalui Timor Leste.

Ia mengatakan, apabila ada babi milik peternak yang mati akibat diserang virus ASF agar segera dikubur sehingga virus yang mematikan ternak babi itu tidak menular ke daerah lain di NTT.

Menurut dia, salah satu upaya menanggulangi serangan virus ASF agar tidak menular ke daerah lain adalah dengan melakukan eliminasi total apabila sudah ada payung hukum untuk melakukan eliminasi terhadap babi milik warga di daerah yang telah terpapar virus ASF.

Menurutnya, beberapa daerah yang hingga saat ini masih bebas dari serangan virus ASF seperti Pulau Flores, Sumba dan Alor serta Rote.

"Kami sudah melarang ternak babi masuk maupun keluar dari Pulau Timor guna mencegah penularan virus ASF di beberapa daerah yang masih bebas dari serangan virus ini," demikian Tay Renggi.
.
Tim medis dari Dinas Pertanian Kota Denpasar menyemprotkan disinfektan ke kandang babi milik warga di Denpasar, Bali, Rabu (5/2/2020). Kegiatan tersebut untuk mencegah penyebaran wabah virus African Swine Fever (ASF) yang diduga menyebabkan banyak ternak babi mati mendadak di sejumlah daerah di Bali. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/foc).