"Sebaiknya seragam para siswa dikumpul untuk dibagi ke adik-adik siswa lainnya atau ke para kaum miskin lainnya. Jangan dipakai untuk corat-coret," kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur Alo Min di Kupang Selasa.
Menurut dia, dalam pembelajaran, para siswa juga diajar karakter dan jatidiri para siswa untuk memgembangkan semangat solidaritas antarseasama. Dan karenanya perlu dibuktikan dengan aksi nyata memberikan pakaian ke siswa lain atau ke pihak lain yang membutuhkan. "Tidak malah dirusak dengan aksi corat- coret," katanya.
Kebiasaan melakukan aksi corat-coret seragam usai pengumuman kelulusan di Kota Kupang sudah menjadi langganan para siswa pada setiap kali pelaksanaan pengumuman kelulusan.
Bukan cuma itu, para siswa pun secara bergeromobolan melakukan aksi berkendara dengan cara tidak sopan dan mengganggu lalulintas dan penggunan jalan lainnya. Hal ini juga membawa dampak bagi kemungkinan kecelakaan para siswa.
"Kami sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk mengatur dan melakukan pengawasan agar tidak terjadi aksi-aksi pawai kendaraan itu," katanya.
Wali Kota Kupang Jonas Salean terpisah mengaku telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk melakukan penjagaan dan pengawasan agar tidak terjadi pawai kendaraan oleh para siswa setelah pengumuman kelulusan SMA/SMK 2 Mei hari ini.
Menurut Jonas, Kota Kupang adalah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur dan menjadi lirikan para investor untuk melakukan investasi. Apalagi Kota Kupang adalah kota berkarakter jasa dan perdagangan.
Oleh karenanya kondisi keamanan dan kedamaian daerah ini patut terus terpelihara. "Jika terjadi aksi pawai kendaraan secara brutal maka tentu akan memantik gesekan. Dan boleh jadi akan terjadi kekacauan," katanya.
Kondisi ini lanjut mantan Sekretaris Daerah Kota Kupang itu, tentu sangat tidak mendukung iklim invetasi daerah ini. "Karena itu saya berharap para guru dan orang tua untuk bisa menjaga dan mengawasi proses ini agar tidak terjadi aksi tersebut," katanya. Untuk pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA/SMK 2017 ini, diikuti oleh 74.362 peserta yang tersebar di provinsi ini.
Jumlah tersebut dibagi menjadi dua kategori, yakni untuk peserta dari SMA jumlahnya mencapai 56.560 peserta, sementara untuk peserta dari SMK berjumlah 17.802 peserta yang tersebar di seluruh NTT.
Rasa aman
Sementara Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan, sekolah harus memberikan rasa aman bagi setiap anak didik karena merekalah aset bangsa yang paling berharga.
"Saya minta kepada para pengelola pendidikan, agar semua sekolah harus menempatkan rasa nyaman bagi para anak didik, sehingga mereka bisa mengikuti proses belajar dengan baik," katanya saat menjadi Inspektur Upacara (Irup) pada apel peringatan Hardiknas 2017 di Kupang, Selasa.
"Saya minta kepada para pengelola pendidikan, agar semua sekolah harus menempatkan rasa nyaman bagi para anak didik, sehingga mereka bisa mengikuti proses belajar dengan baik," katanya saat menjadi Inspektur Upacara (Irup) pada apel peringatan Hardiknas 2017 di Kupang, Selasa.
Gubernur juga meminta agar sekolah harus menghasilkan siswa yang memiliki karakter dan berkualitas agar bisa bersaing di era global.
"Jadi sekali lagi, saya ingin berpesan kepada para pengelola pendidikan di daerah ini, bahwa sekolah harus memberi rasa aman, menghasilkan siswa berkarakter dan berkualitas," kata Frans Lebu Raya.
Menurut dia, NTT harus menciptakan pendidikan yang bermutu dan berkualitas karena selama ini orang selalu memberikan predikat buruk terhadap pendidikan di NTT.
"Saya menaruh harapan pada dunia pendidikan untuk kembali memperbaiki semua citra buruk itu dan kita harus berani berpikir besar terhadap persoalan itu," kata Frans Lebu Raya.
Dia menambahkan, pendidikan anak perlu dijaga agar selalu kreatif dan inovatif serta memiliki karakter yang kuat
"Ini penting agar mereka tidak terlepas dari budaya sendiri karena yang diajarkan Pancasila, penghayatan nilai-nilai budaya lokal dan semangat gotong royong," katanya.
Dia juga mendorong pentingnya penambahan kelompok belajar selain menjaga kualitas pendidikan dapat mengapresiasi pencapaian pelajaran yang diperoleh.
"Saya percaya dengan kualitas pendidikan yang bagus masa depan NTT akan lebih baik dengan semakin banyak anak yang mempunyai kemampuan maka akan terjawab semua tantangan yang dihadapi," katanya