Ansy Lema: Ide bagi ikan muncul dari video nelayan Kupang kubur ikan

id ikan,ansy lema,dpr ri,ntt,pdip

Ansy Lema: Ide bagi ikan muncul dari video nelayan Kupang kubur ikan

Anggota Komisi IV DPR RI, Yohanis Fransiskus Lema. (ANTARA/Bernadus Tokan)

Dalam video tersebut, para nelayan terpaksa menguburkan ikan yang membusuk karena tidak kunjung dikirim ke konsumen. 'Oversupply' ikan dan ketiadaan cold storage (lemari es penyimpan ikan), membuat para nelayan sangat terdesak karena dampak COVID-19,
Kupang (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR RI, Yohanis Fransiskus Lema mengatakan, ide untuk membagi ikan hasil olahan kepada warga yang terdampak COVID-19, muncul ketika dirinya menerima kiriman video dari nelayan Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengubur hasil tangkapan yang membusuk karena tidak bisa dipasarkan.

Dalam video tersebut, para nelayan terpaksa menguburkan ikan yang membusuk karena tidak kunjung dikirim ke konsumen. 'Oversupply' ikan dan ketiadaan cold storage (lemari es penyimpan ikan), membuat para nelayan sangat terdesak karena dampak COVID-19, kata Yohanis Fransiskus Lema kepada ANTARA, Sabtu (23/5)

Baca juga: KKP beli hasil nelayan untuk dibagikan kepada warga

Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan daerah pemilihan NTT 2 ini mengemukakan hal itu, melalui pesan aplikasi WhatsApp, terkait ihwal kerja sama dengan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kupang dari KKP, untuk membagikan ikan segar dan produk olahan ikan dalam bentuk nugget serta abon ikan kepada masyarakat di NTT.

Baca juga: KKP bantu ikan segar untuk warga NTT terdampak COVID-19

"Saya mendapat kiriman video dari para nelayan yang terpaksa menguburkan ikan tangkapan yang sudah membusuk. Nelayan menyampaikan keluhan mereka tentang dampak pandemi COVID-19 terhadap sektor kelautan dan perikanan di NTT," katanya.
Sejumlah petugas menyalurkan bantuan ikan kepada warga terdampak COVID-19 di Kota Kupang beberapa waktu lalu. (ANTARA/Bernadus Tokan)


Menurut nelayan, hasil tangkapan ikan banyak, tetapi permintaan pasar menurun drastis karena terdampak pandemi COVID-19. Permintaan pasar domestik di luar NTT dan pasar internasional dalam kondisi lesu.

Selain itu, ketiadaan pabrik pengolahan ikan dan cold-storage membuat ikan tidak bisa disimpan terlalu lama, sehingga membusuk, kata Ansy Lema menjelaskan.

"Nelayan berharap, Komisi IV DPR dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memikirkan jalan keluar agar nelayan tetap bisa menjual ikannya," katanya.

Karena itu, pada saat raker bersama Menteri KKP Edhy Prabowo beberapa waktu lalu dirinya menyampaikan aspirasi nelayan NTT tersebut. Usulan itu juga datang dari beberapa anggota Komisi IV yang menyampaikan keluhan yang sama di daerah lain, katanya.

Menurut dia, bantuan ikan segar merupakan cara sederhana tetapi efektif untuk menolong para nelayan dan pelaku UMKM sektor perikanan yang terdampak Covid-19.

Selain itu, nelayan maupun warga dapat terlibat mensosialisasikan gerakan makan ikan (Gemarikan) yang sementara gencar dilakukan oleh KKP.