"Ada satu ton pestisida yang saat ini tengah kita siapkan agar bisa membunuh sejumlah hama belalang tersebut," kata Kepala Dinas Pertanian NTT Yohanes Tay Ruba di Kupang, Senin.
Ia mengatakan pada tahun 2016 sempat terjadi serangan yang sama dari belalang Kembara yang berujung pada ratusan hektare tanaman padi milik petani ludes.
Hal ini kemudian berujung pada kerugian yang besar yang dialami oleh sejumlah petani. Oleh karena itu pascaserangan pada Sabtu (10/6) kemarin langsung dibentuk kelompok Kerja (Pokja) penanggulangan serangan hama belalang tersebut.
"Pokja tersebut saat ini sudah berjalan dan tengah berada di lapangan untuk memantau serangan hama belalang tersebut," tuturnya.
Pokja tersebut berada di bawah koordinasi Dinas Pertanian NTT dan Dinas Pertanian Sumba Timur dan ia mengharapkan koordinasi tetap berjalan dengan baik.
Sementara itu kepala Dinas Pertanian Sumba Timur Johanis Hiwa Wunu yang dihubungi dari Kupang mengatakan bahwa dirinya saat ini tengah berada di salah satu lahan pertanian milik warga setempat di Kambaniru.
"Saat ini saya sedang berada di lapangan. Diperkirakan hama belalang itu berada di wilayah Kambaniru, Mauhau, serta Wangga dan saat ini kondisi hama belalangnya sudah berkurang," ujarnya.
Johanis mengatakan pestisida yang dikirim oleh Dinas Pertanian provinsi sudah sampai namun belum digunakan untuk membunuh belalang-belalang tersebut.
"Kami belum menggunakan. Soalnya saat ini hama belalangnya sudah mulai berkurang tidak seperti pada Sabtu lalu," tambahnya.
Serangan hama belalang kembara terjadi pada Sabtu (10/6) yang juga sempat mengakibatkan landasan pacu bandara dikerubuti oleh ribuan belalang yang berakibat pada terganggunya penerbangan di daerah itu.
Dua hektar ludes
Sementara itu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Timur mendata kurang lebih dua hektare tanaman padi serta jagung milik petani di daerah itu habis diserang hama belalang Kembara.
"Kami masih terus mendata dan saat ini kurang lebih dua hektar tanaman para petani habis diserang ribuan hama belalang itu," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Timur Johanis Hiwa Wunu saat dihubungi dari Kupang, Senin.
Pada awalnya lanjutnya ia berpikir bahwa para petani sudah selesai panen, namun setelah dicek lagi ternyata masih banyak petani yang belum panen akibatnya banyak lahan petani yang kena imbas serangan hama belalang tersebut.
Ia mengatakan sejak pagi dirinya sudah meninjau sejumlah lahan pertanian para petani dan saat dihubungi dirinya mengaku sedang berada di lokasi pertanian memantau pembasmian sejumlah belalang tersebut.
Saat ini, menurut dia, serangan hama belalang terbanyak terdapat di tiga kelurahan, yakni Kelurahan Mauhau Kelurahan Kambaniru serta kelurahan Wangga.
"Sampai sore tadi petugas juga sudah melakukan penyemprotan pestisida untuk membasmi ribuan hama tersebut," katanya.
Petugas yang bertugas menyemprot ribuan hama tersebut lanjutnya diberi nama tim Brigade Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang penyemprotannya sudah dilakukan sejak Sabtu (10/6) pekan lalu.
Ia menilai bahwa populasi belalang kembara melonjak diduga akibat kemarau panjang. Musuh alami belalang kembara tidak tahan akan kemarau sehingga populasi belalang kembara tidak terbendung.
Keberadaan ribuan hama belalang tersebut juga pada Sabtu lalu sempat mengganggu penerbangan di bandara Waingapu yang berakibat pada terganggunya penerbangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian NTT Yohanes Tay Ruba menyatakan pihaknya sudah menyiapkan satu ton pestisida yang digunakan untuk membasmi dan mencegah menyebarnya hama belalang Kembara yang saat ini tengah menyerang lahan pertanian di di Waingapu, Sumba Timur.
"Ada satu ton pestisida yang saat ini tengah kita siapkan agar bisa membunuh sejumlah hama belalang tersebut," ujarnya.
"Kami masih terus mendata dan saat ini kurang lebih dua hektar tanaman para petani habis diserang ribuan hama belalang itu," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Timur Johanis Hiwa Wunu saat dihubungi dari Kupang, Senin.
Pada awalnya lanjutnya ia berpikir bahwa para petani sudah selesai panen, namun setelah dicek lagi ternyata masih banyak petani yang belum panen akibatnya banyak lahan petani yang kena imbas serangan hama belalang tersebut.
Ia mengatakan sejak pagi dirinya sudah meninjau sejumlah lahan pertanian para petani dan saat dihubungi dirinya mengaku sedang berada di lokasi pertanian memantau pembasmian sejumlah belalang tersebut.
Saat ini, menurut dia, serangan hama belalang terbanyak terdapat di tiga kelurahan, yakni Kelurahan Mauhau Kelurahan Kambaniru serta kelurahan Wangga.
"Sampai sore tadi petugas juga sudah melakukan penyemprotan pestisida untuk membasmi ribuan hama tersebut," katanya.
Petugas yang bertugas menyemprot ribuan hama tersebut lanjutnya diberi nama tim Brigade Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang penyemprotannya sudah dilakukan sejak Sabtu (10/6) pekan lalu.
Ia menilai bahwa populasi belalang kembara melonjak diduga akibat kemarau panjang. Musuh alami belalang kembara tidak tahan akan kemarau sehingga populasi belalang kembara tidak terbendung.
Keberadaan ribuan hama belalang tersebut juga pada Sabtu lalu sempat mengganggu penerbangan di bandara Waingapu yang berakibat pada terganggunya penerbangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian NTT Yohanes Tay Ruba menyatakan pihaknya sudah menyiapkan satu ton pestisida yang digunakan untuk membasmi dan mencegah menyebarnya hama belalang Kembara yang saat ini tengah menyerang lahan pertanian di di Waingapu, Sumba Timur.
"Ada satu ton pestisida yang saat ini tengah kita siapkan agar bisa membunuh sejumlah hama belalang tersebut," ujarnya.