FKUB NTT Apresiasi MUI Dalam Menjaga Kerukunan

id MUI NTT

FKUB NTT Apresiasi MUI Dalam Menjaga Kerukunan

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nusa Tenggara Timur H Abdul Kadir Makarim

Kupang (Antara NTT) - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Nusa Tenggara Timur Dr Maria Theresia Geme mengapresiasi sikap MUI yang telah menenangkan umat Islam di daerah ini agar tetap menjaga kerukunan demi persatuan dan kesatuan Bangsa.

"Ini hal yang luar biasa, karena umat Islam di NTT juga diminta untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi tanpa peduli dengan apa yang sedang terjadi di Jakarta," katanya di Kupang, Sabtu.

Apresiasi lebih juga kepada pimpinan MUI NTT yang mengimbau kepada seluruh umat Islam daerah ini untuk tetap tenang dan tidak memberi tanggapan yang berlebihan sehingga berdampak pada rusaknya kerukunan hidup umat beragama.

Ketua MUI NTT H Abdul Kadir Makarim, sebelumnya dalam konferensi pers resmi di Kupang, mengimbau umat Islam se-NTT agar tidak ikut dalam kegiatan aksi damai dengan mengatasnamakan MUI NTT atau umat Islam NTT.

Makarim juga mengimbau umat Islam selalu tenang dan tidak gampang terprovokasi serta beraktivitas seperti biasa.

"Jika melihat ada aksi yang mencurigakan, maka segera melaporkan kepada pihak yang berwajib. Jadilah pelopor perdamaian serta menjaga kerukunan umat beragama yang ada di Provinsi NTT sehingga menjadi contoh kerukunan antarumat beragama bagi wilayah lainnya," katanya.

Menurut Theresia Geme, model kerukunan beragama di Nusa Tenggara Timur sebagai modal dasar kerukunan Bangsa Indonesia perlu dimasyarakatkan.

"Model kerukunan antar dan intraumat beragama "Yang Rukun Mengharum" di daerah ini telah menjadi penyatu berbagai etnis dan agama di daerah kepulauan itu, sehingga selalu tercipta suasana aman dan damai," katanya.

Mantan Dekan Fakultas Hukum Univeritas Widya Mandira Kupang itu mengatakan tidak ada satupun agama yang mengajarkan kekerasan dan menebar kebencian kepada umat agama lainnya.

Ketertutupan sikap untuk memberikan ruang kepada kelompok lain hanya akan berujung pada sikap eksklusif. Jika itu yang terjadi, maka kehidupan beragama yang harmoni akan sulit dicapai.

"Dialog antarumat beragama akan terus kami upayakan melalui setiap FKUB di masing-masing kabupaten," katanya menegaskan.