BI-BRI dorong pedagang NTT beralih ke transaksi digital
"mi akan lakukan secara bertahap, kami berharap akan semakin banyak yang mengakses web pasar ini, mengingat saat ini sudah mulai ada pembatasan karena semakin banyak pasien COVID-19 di NTT
Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur bersama dengan Bank BRI Cabang Kupang, mendorong para pedagang di NTT untuk mulai beralih ke sistem transaksi jual beli secara digital dengan mengimplementasikan Web Pasar yang bisa diakses oleh pembeli tanpa harus datang langsung ke pasar.
"Ini merupakan salah satu cara untuk mendukung para pedagang di pasar ataupun UMKM untuk bisa terus berjualan secara masif di tengah pandemi seperti ini. Dan kami memang mendorong agar para pedagang bisa go digital," kata Kepala Perwakilan BI NTT I Nyoman Ariawan Atmaja kepada wartawan di Kupang, Kamis, (24/9).
Seusai peluncuran Web Pasar BRI Se-Kota Kupang dan Portal QRIS yang dilakukan oleh BI dan BRI dan dihadiri oleh Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man di salah satu pasar di kota itu, ia mengatakan BI mendukung penuh setiap perbankan khususnya himpunan bank-bank milik negara (Himbara) untuk meluncurkan sistem transaksi secara daring seperti yang dilakukan oleh BRI.
Dalam rangka mendukung transaksi secara daring pihaknya sudah meluncurkan sistem pembayaran tanpa sentuhan atau kontak fisik menggunakan QRIS.
Salah satu standar pembayaran yang berbasis QR Code itu juga sudah diterapkan di rumah-rumah makan, dan pasar-pasar tradisional dengan tujuan agar semua transaksi dengan sistem daring.
"Di pedagang sayur, di rumah-rumah makan, juga sudah mulai menerapkan hal itu," tambah dia.
Sementara itu Kepala Cabang BRI Kupang Stefanus Juorto juga mengatakan bahwa saat ini Web Pasar BRI sudah tersebar di 17 lokasi sejumlah pasar di Kota Kupang.
Selain itu juga web pasar tersebar di beberapa rumah makan yang sudah mulai menerapakan hal tersebut guna mencegah penerimaan uang secara langsung dari pembeli.
Baca juga: BI ajak masyarakat beli produk UMKM
Baca juga: BI targetkan bina 100 UMKM NTT lewat program BI-YES
"Kami akan lakukan secara bertahap, kami berharap akan semakin banyak yang mengakses web pasar ini, mengingat saat ini sudah mulai ada pembatasan karena semakin banyak pasien COVID-19 di NTT," tutur dia.
Dalam kesempatan itu sejumlah rombongan sempat mengunjungi dan melihat langsung penerapan web pasar dan penggunaan standar pembayaran QRIS yang diterapkan kepada para pedagang pasar.
"Ini merupakan salah satu cara untuk mendukung para pedagang di pasar ataupun UMKM untuk bisa terus berjualan secara masif di tengah pandemi seperti ini. Dan kami memang mendorong agar para pedagang bisa go digital," kata Kepala Perwakilan BI NTT I Nyoman Ariawan Atmaja kepada wartawan di Kupang, Kamis, (24/9).
Seusai peluncuran Web Pasar BRI Se-Kota Kupang dan Portal QRIS yang dilakukan oleh BI dan BRI dan dihadiri oleh Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man di salah satu pasar di kota itu, ia mengatakan BI mendukung penuh setiap perbankan khususnya himpunan bank-bank milik negara (Himbara) untuk meluncurkan sistem transaksi secara daring seperti yang dilakukan oleh BRI.
Dalam rangka mendukung transaksi secara daring pihaknya sudah meluncurkan sistem pembayaran tanpa sentuhan atau kontak fisik menggunakan QRIS.
Salah satu standar pembayaran yang berbasis QR Code itu juga sudah diterapkan di rumah-rumah makan, dan pasar-pasar tradisional dengan tujuan agar semua transaksi dengan sistem daring.
"Di pedagang sayur, di rumah-rumah makan, juga sudah mulai menerapkan hal itu," tambah dia.
Sementara itu Kepala Cabang BRI Kupang Stefanus Juorto juga mengatakan bahwa saat ini Web Pasar BRI sudah tersebar di 17 lokasi sejumlah pasar di Kota Kupang.
Selain itu juga web pasar tersebar di beberapa rumah makan yang sudah mulai menerapakan hal tersebut guna mencegah penerimaan uang secara langsung dari pembeli.
Baca juga: BI ajak masyarakat beli produk UMKM
Baca juga: BI targetkan bina 100 UMKM NTT lewat program BI-YES
"Kami akan lakukan secara bertahap, kami berharap akan semakin banyak yang mengakses web pasar ini, mengingat saat ini sudah mulai ada pembatasan karena semakin banyak pasien COVID-19 di NTT," tutur dia.
Dalam kesempatan itu sejumlah rombongan sempat mengunjungi dan melihat langsung penerapan web pasar dan penggunaan standar pembayaran QRIS yang diterapkan kepada para pedagang pasar.