Pesona Alam Pulau Sumba Yang Memikat

id Pesona Alam

Pesona Alam Pulau Sumba Yang Memikat

Wisatawan menikmati keindanhan pantai Mandorak di Desa Pero Batang, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya,NTT Sabtu (9/9). (Foto ANTARA/Kornelis Kaha)

Debur ombak yang tenang memberikan suasana sepi namun tetap menyenangkan untuk tetap bisa menikmati keindahan alam Pulau Sumba.
Semilir angin menerpa wajah yang terpapar langsung dengan sinar matahari saat rombongan wisatawan KFC Indonesia mencapai di pinggir pantai Mandorak, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.

Debur ombak yang tenang memberikan suasana sepi namun tetap menyenangkan untuk tetap bisa menikmati keindahan alam Pulau Sumba.

Walaupun pasir pantainya tidak sepanjang pantai Kolbano di Kabupaten Timor Tengah Selatan, pantai Mandorak yang terletak di Desa Pero Batang, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya ini memberikan pemandangan yang menyejukkan mata.

Seluruh pesisir pantai dikelilingi oleh batu karang yang tajam namun di sela-sela batu karang tersebut terdapat sebuah celah yang yang ada pasir putihnya dan air laut yang terlihat segar.

Tak jauh dari batu karang tersebut terdapat sebuah rumah panggung, dengan arsitektur khas rumah-rumah sumba pada umumnya. Rumah tersebut dikelilingi oleh belasan pohon cemara yang selalu mengeluarkan suara jika tertiup angin laut.

"Rumah yang dibangun itu biasa disewa oleh wisatawan untuk menginap untuk berwisata," kata Umbu Rato, penjaga pantai Mandorak.


Wisatawan menikmati keindahan Pantai Mandorak di Desa Pero Batang, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT. Sabtu (9/9).(Foto ANTARA/Kornelis Kaha)

Berjarak sekitar 50-an kilometer atau sekitar satu setengah jam perjalanan dari kota Weetabula, ibu kota Sumba Barat Daya, pantai Mandorak bisa menjadi salah satu destinasi wisata bagi wisatawan, 

Selain menjorok ke lautan lepas, pantai Mandorak juga dapat menjadi tempat yang tepat untuk menyepi dari padatnya aktivitas keseharian di perkotaan.

Menurut Umbu Rato, tidak banyak wisatawan yang berdatangan ke pantai tersebut, karena selain pasirnya yang pendek juga akses jalannya tidak sebagus jalan trans Sumba.

Rombongan KFC Indonesia yang berdatangan ke lokasi pantai Mandorak tersebut tidak menyia-nyiakan momen langkah tersebut. Satu persatu mengeluarkan gadgetnya untuk berselfie ria atau bahkan mengambil foto pemandangan alam di pantai itu.

Bimo yang merupakan satu anggota rombongan KFC Indonesia mengaku, ini pertama kalinya dirinya ke NTT khususnya ke pulau Sumba, apalagi menginjakan kakinya ke pantai tersebut.

Baginya, ini adalah kesempatan langkah yang harus diabadikan momennya, karena belum tentu ada kesempatan lain.

"Ini kesempatan. Kebetulan lagi ke NTT bersama rombongan KFC Indonesia dalam rangka memberikan bantuan pendidikan di Sumba ini," ujarnya.

Terlihat dari raut wajahnya kegembiraan menikmati tepian pantai yang tenang walaupun cuaca panas yang menyengat.

Usai menikmati pantai tersebut, dan berpose bersama di sejumlah batu karang yang cadas rombongan itu pun kembali ke kendaraan masing-masing untuk menuju ke salah satu destinasi wisata alam lainnya di desa tersebut tersebut.

Danau Weekuri
Perjalanan kembali dilakukan. Kali ini menuju ke sebuah danau yang dikenal dengan sebutan Danau Weekuri.

Danau Weekuri, Sumba Barat Daya adalah kawasan wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan baik domestik dan mancanegara. 

Danau tersebut bisa saja disebut sebagai surga tersembunyi di pulau Sumba. Keunikan danau ini adalah airnya yang asin, jika biasanya air danau akan terasa tawar maka Weekuri pengecualian.


Danau Weekuri, Sumba Barat Daya (Foto ANTARA/Kornelis Kaha)

Perjalanan menuju ke danau Weekuri tidak membutuhkan waktu lama. Kurang lebih 20 menit rombongan wisatawan itupun tiba.

Sebelum mencapai ke lokasi danau, wisatawan langsung disambut dengan para pedagang yang menjajakan sejumlah barang-barang dagangannya mulai dari kain tenun serta sejumlah kerajinan tangan.

"Silahkan pak dilihat-lihat. Ada gelang dari akar bahar, ada juga gelang dari tanduk kerbau serta pernak-pernik lainnya," teriak Umbu Lado salah seorang pedagang yang menjual barang dagangannya.

Namun sepertinya banyak yang tidak terlalu tertarik dengan dagangan yang dijual di kawasan itu. Langkah cepat rombongan KFC tersebut langsung menuju ke Danau Weekuri yang terlihat sangat segar.

Sebagian wisatawan tak segan-segan langsung mencebur ke danau tersebut. Sementara itu yang lainnya justru lebih suka mengabadikan momen berharga tersebut.

Jika dilihat sekilas memang Danau Weekuri sangat jernih seperti kaca, sehingga sangat cocok untuk dijadikan bermain air dan menikmati keindahan dari Danau Weekuri dari ketinggian.

Keindahan lainnya dari Danau Weekuri dapat dinikmati dari spot yang ada di sebelah barat lokasi Danau Weekuri. Dengan menyusuri jalan setapak dan mengikuti suara dari deburan ombak maka wisatawan bisa menaiki bukit kecil berupa bebatuan karang yang menjorok ke lautan lepas.

Dari spot tersebut, wisatawan harus ekstra hati-hati karena kondisi bebatuan karang di Danau Weekuri sangat tajam dan lancip.

Namun untuk keindahan dari spot ini jangan ditanyakan lagi karena dari spot itulah wisatawan bisa melihat keindahan Danau Weekuri sepenuhnya.

Dari spot itu juga, Danau Weekuri akan terlihat seperti kolam renang dengan kejernihan air yang menyerupai kaca dan memiliki warna dengan gradasi warna biru dan hijau yang mengagumkan.

"Airnya tidak tawar seperti danau-danau lainnya, tetapi tawar," kata Lala yang sudah mencebur terlebih dahulu ke danau tersebut.

Selang beberapa menit kemudian seorang wisatawan dari rombongan itu pun ikut merasakan kesegaran dari danau Weekuri tersebut.


Seorang anak melompat ke Danau Weekuri yang menjadi salah satu destinasi wisata di Sumba Barat Daya, NTT. (Foto ANTARA/Kornelis Kaha)

Waktupun menunjukkan pukul 17.30 Wita. Awan pun berarak perlahan menutup langit biru di sekitaran danau tersebut.

Langit pun berubah dari biru menjadi merah jingga. Sejenak aktivitas berenang dan bermain air sejumlah wisatanpun terhenti.

Rombongan wisatawan dari KFC itu pun menuju ke ujung batu karang untuk menikmati matahari terbenam (sunset) di laut lepas. Mataharipun terbenam perlahan beriring dasau angin oantai dan ombak yang kian terasa.

Langit pun semakin gelap, para pedagang yang berjualan di lokasi wisata itu pun satu persatu kembali ke rumah mereka.


Danau Weekuri, Sumba Barat Daya.

Pembangunan Infrastruktur
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya saat ini memang sedang berusaha membangun sejumlah infrastruktur khususnya akses jalan menuju ke kawasan wisata di daerah itu, dalam rangka meningkatkanjumlah kunjungan wisata ke daerah itu.

Bupati Sumba Barat Daya Markus D Tallu mengatakan bahwa saat ini pemerintah telah menyetujui pembangunan jalan sepanjang 100 kilometer menuju ke sejumlah kawasan wisata di daerah tersebut.

Kawasan wisata yang dimaksud seperti di daerah Kodi, khususnya kawasan wisata danau Weekuri dan wisata pantai Mandorak.

"Waktu Bapak Presiden Joko Widodo ke sini, saya sudah memintanya dan beliau menyetujuinya. Pembangunan mulai tahun ini," ujarnya.

Sumba Barat Daya sendiri lanjutnya adalah surganya pantai dan memiliki destinasi wisata alam yang sangat menarik minat wisatawan ke daerah itu.

Sayangnya kawasan wisata di daerah itu belum didukung dengan pembangunan infrastruktur yang memadai, mulai dari jaringan telkom, perhotelan dan jalan.

Hal ini terlihat di dua lokasi wisata yakni pantai Mandorak dan Danau Weekuri yang mempunyai pemandangan alam yang sangat Indah.

Bupati Markus pun berharap dengan adanya pembangunan jalan yang akan dibangun pada tahun ini kunjungan wisatawan ke kabupaten itu meningkat.

Pulau Sumba sendiri tidak hanya mempunyai wisata alam. Wisata budaya seperti kampung adat Tarung, Waitabar dan Praijing di tengah kota Waikabubak, Sumba Barat sendiri mempunyai potensi yang kelak menjadi destinasi wisata unggulan di daerah itu.

Bupati Sumba Barat dalam sambutannya saat Parade 10001 Kuda Sandelwood sendiri menilai bahwa Sumba akan menjadi destinasi wisata di masa mendatang.

"Saya yakin pulau Sumba akan menjadi destinasi wisata unggulan. Sebab saat ini Bali adalah masa lalu, Labuan Bajo adalah masa kini dan Sumba adalah masa depan," ujarnya.