NTT siapkan mesin pencacah pakan dukung Program TJPS

id NTT,Disperindag NTT,Program Tanam Jagung Panen Sapi,Produksi pakan,mesin pencacah pakan

NTT siapkan  mesin pencacah pakan dukung Program TJPS

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTT Nasir Abdullah. (Istimewa)

Target kita April ini sudah bisa diproduksi sehingga saat memasuki Juni, Juli, di mana rumput-rumput mulai kering, hasil produksi pakan bisa dipasok untuk peternak
Kupang (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Nusa Tenggara Timur menyiapkan puluhan mesin pencacah pakan ternak yang akan dimanfaatkan untuk mendukung pelaksaan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di provinsi ini.

"Mesin pencacah ini diproduksi di Disperindag provinsi untuk menjawab kebutuhan fasilitas dalam Program TJPS yang dicanangkan pemerintah provinsi," kata Kepala Disperindag NTT Nasir Abdullah ketika dihubungi di Kupang, Jumat, (5/3).

Pada tahap awal, kata dia, Disperindag provinsi memproduksi sebanyak 34 unit mesin pencacah yang akan dimanfaatkan untuk mencacah limbah tanaman jagung untuk menghasilkan pakan ternak.

Ia menjelaskan, mesin pencacah ini segera diluncurkan sebelum memasuki musim kemarau 2021 sehingga bisa dioperasikan untuk memproduksi pakan bagi kebutuhan usaha peternakan di saat musim kemarau.

"Jadi target kita April ini sudah bisa diproduksi maka saat memasuki Juni, Juli, di mana rumput-rumput mulai kering maka produksi pakan bisa dipasok untuk peternak," katanya.

Baca juga: NTT alokasikan Rp39 miliar bangun pabrik pakan ternak pada 2021

Baca juga: Tiap tahun NTT keluarkan Rp1,1 triliun untuk pengadaan pakan ternak


Ia mengatakan puluhan mesin pencacah ini akan didistribusikan pada centra-centra tanaman jagung di daerah. Para petani-peternak juga nantinya akan diajarkan cara mengoperasikan mesin tersebut.

Abdullah mengaku optimistis produksi pakan ternak yang dihasilkan banyak memberikan manfaat bagi peternak karena yang diproduksi berupa pakan hijau yang mampu bertahan hingga satu tahun.

Lebih lanjut ia mengatakan kebutuhan pakan ternak menjadi bagian dari fokus utama perhatian pemerintah provinsi untuk mengurangi ketergantungan pasokan dari luar.

Setiap tahun, lanjut dia, NTT mengeluarkan biaya mencapai hingga Rp1 triliun hanya untuk mendatangkan pakan dari luar untuk kebutuhan usaha peternakan di provinsi berbasiskan kepulauan ini.

"Karena itu bapak gubernur (Gubenrur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, red) memberi perhatian serius terhadap kondisi ini dengan menghadirkan Program TJPS," katanya.