Kapolda NTT: Pembunuh gadis 19 tahun diancam pasal berlapis
...Saya sudah perintahkan untuk proses dengan penerapan pasal yang berlapis dan ancaman hukuman yang paling tinggi karena perilaku tersangka sudah seperti predator pembunuh wanita dan sangat membahayakan
Kupang (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Irjen Pol Lotharia Latif menegaskan agar aparat penyidik memberikan ancaman pidana pasal berlapis kepada tersangka pelaku pembunuhan terhadap seorang gadis YAW (19) asal Desa Noelmina, Kabupaten Kupang beberapa waktu lalu.
"Saya sudah perintahkan untuk proses dengan penerapan pasal yang berlapis dan ancaman hukuman yang paling tinggi karena perilaku tersangka sudah seperti predator pembunuh wanita dan sangat membahayakan untuk lingkungan masyarakat," katanya kepada wartawan di Kupang, Senin, (31/5).
Hal ini disampaikan berkaitan dengan kasus pembunuhan serta pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang pria berinisial YT (41) yang sebelumnya sudah terancam hukuman pidana mati atau seumur hidup.
Menurut Komandan berbintang dua itu tersangka betul-betul tidak mempunyai rasa kemanusiaan karena apabila menolak atau melawan ketika diajak berhubungan intim ia langsung membunuh.
Ia mengapresiasi personelnya baik personel Polda NTT serta Personel Polres Kupang yang dengan cepat menangani kasus tersebut setelah dilakukan penyelidikan.
"Pengungkapan kasus tersebut karena kecepatan anggota dalam olah tempat kejadian perkara (TKP), pemeriksaan saksi-saksi, pemeriksaan HP dan pelacakan oleh tim siber pada grup facebook korban dan tersangka serta penemuan data-data di jejak digital tersangka. Ini merupakan metode scientific investigation (Investigasi ilmiah)," ujarnya.
Kapolda sendiri saat proses olah TKP pada Sabtu (29/5) pekan lalu sempat memimpin langsung pelaksanaan gelar perkara kasus pembunuhan yang menewaskan gadis berusia 19 tahun itu.
Sebelumnya Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur telah menyatakan tersangka pemerkosaan dan pembunuhan gadis bernama Apriani Welkis (19) asal Desa Noelmina, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, YT (41), terancam hukuman pidana mati atau seumur hidup.
"Tersangka diancam dengan ancaman hukuman pidana mati atau seumur hidup atau paling lama 20 tahun penjara," kata Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna B.
Disamping diancam dengan hukuman pidana mati, tersangka juga disangkakan Pasal 340 KUHP sub Pasal 338 KUHP tentang Tindak Pidana Pembunuhan dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain.
Mantan Kapolres Timor Tengah Utara (TTU) itu mengatakan bahwa dalam kasus ini, tersangka diketahui sudah berencana melakukan pembunuhan terhadap korban. Hal tersebut diketahui dari pisau yang digunakan tersangka yang sudah dibawa saat menjemput korban.
Baca juga: Kapolda NTT dan Danrem 161/WS pantau persiapan PSU Pilkada Sabu Raijua
Tersangka juga diketahui sebelumnya sudah pernah melakukan tindakan pembunuhan terhadap gadis lain pada Februari 2021 dengan usia yang sama, yakni 19 tahun.
Baca juga: Kapolda imbau warga NTT tak bawa nama etnis dalam kasus kamtibmas
Perbuatan tersangka baru terungkap setelah pada 17 Mei 2021 jenasah korban kedua ditemukan membusuk di salah satu lahan milik salah satu perusahaan di Kupang Barat, Kabupaten Kupang.
"Saya sudah perintahkan untuk proses dengan penerapan pasal yang berlapis dan ancaman hukuman yang paling tinggi karena perilaku tersangka sudah seperti predator pembunuh wanita dan sangat membahayakan untuk lingkungan masyarakat," katanya kepada wartawan di Kupang, Senin, (31/5).
Hal ini disampaikan berkaitan dengan kasus pembunuhan serta pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang pria berinisial YT (41) yang sebelumnya sudah terancam hukuman pidana mati atau seumur hidup.
Menurut Komandan berbintang dua itu tersangka betul-betul tidak mempunyai rasa kemanusiaan karena apabila menolak atau melawan ketika diajak berhubungan intim ia langsung membunuh.
Ia mengapresiasi personelnya baik personel Polda NTT serta Personel Polres Kupang yang dengan cepat menangani kasus tersebut setelah dilakukan penyelidikan.
"Pengungkapan kasus tersebut karena kecepatan anggota dalam olah tempat kejadian perkara (TKP), pemeriksaan saksi-saksi, pemeriksaan HP dan pelacakan oleh tim siber pada grup facebook korban dan tersangka serta penemuan data-data di jejak digital tersangka. Ini merupakan metode scientific investigation (Investigasi ilmiah)," ujarnya.
Kapolda sendiri saat proses olah TKP pada Sabtu (29/5) pekan lalu sempat memimpin langsung pelaksanaan gelar perkara kasus pembunuhan yang menewaskan gadis berusia 19 tahun itu.
Sebelumnya Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur telah menyatakan tersangka pemerkosaan dan pembunuhan gadis bernama Apriani Welkis (19) asal Desa Noelmina, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, YT (41), terancam hukuman pidana mati atau seumur hidup.
"Tersangka diancam dengan ancaman hukuman pidana mati atau seumur hidup atau paling lama 20 tahun penjara," kata Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna B.
Disamping diancam dengan hukuman pidana mati, tersangka juga disangkakan Pasal 340 KUHP sub Pasal 338 KUHP tentang Tindak Pidana Pembunuhan dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain.
Mantan Kapolres Timor Tengah Utara (TTU) itu mengatakan bahwa dalam kasus ini, tersangka diketahui sudah berencana melakukan pembunuhan terhadap korban. Hal tersebut diketahui dari pisau yang digunakan tersangka yang sudah dibawa saat menjemput korban.
Baca juga: Kapolda NTT dan Danrem 161/WS pantau persiapan PSU Pilkada Sabu Raijua
Tersangka juga diketahui sebelumnya sudah pernah melakukan tindakan pembunuhan terhadap gadis lain pada Februari 2021 dengan usia yang sama, yakni 19 tahun.
Baca juga: Kapolda imbau warga NTT tak bawa nama etnis dalam kasus kamtibmas
Perbuatan tersangka baru terungkap setelah pada 17 Mei 2021 jenasah korban kedua ditemukan membusuk di salah satu lahan milik salah satu perusahaan di Kupang Barat, Kabupaten Kupang.