Labuan Bajo (ANTARA) - Suasana meriah mewarnai kawasan Puncak Waringin di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, pada puncak acara Road To Kilau Pertama Digital Flobamora, sebagai Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pagi itu, Jumat, 18 Juni 2021, ratusan orang dari kalangan pejabat beserta jajaran pemerintah pusat hingga daerah, pimpinan perusahaan, hingga para pelaku UMKM memadati gedung Rumah Kreatif BUMN di Puncak Waringin dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat.
Setiap tamu yang datang tampak memakai masker, mencuci tangan, dan menjalani pemeriksaan suhu tubuh sebelum duduk di kursi yang telah ditata dengan jarak tertentu.
Kawasan Puncak Waringin yang ditata menjadi salah satu penyangga destinasi unggulan Taman Nasional Komodo kini dimanfaatkan untuk mendukung acara besar maupun untuk kunjungan wisatawan.
Selain pembangunan Rumah Kreatif BUMN, beberapa fasilitas umum lain juga ditata seperti trotoar, lampu jalan, ruang publik, hingga pohon-pohon yang ditanam dengan rapih di sisi jalanan.
Dari kawasan Puncak Waringin ini, pengunjung bisa menikmati pemandangan sebagian Kota Labuan Bajo serta keindahan alam laut dan gugusan pulau-pulau kecil di sekitar.
Tak sedikit pula pengunjung yang datang pada sore hari untuk berburu golden sunset di kota yang berada di wilayah paling barat Pulau Flores ini.
Wajah Puncak Waringin yang telah didandani ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan saat menghadiri langsung acara puncak Road To Kilau Permata Flobamora (sebutan untuk gugusan pulau-pulau besar di NTT mencakup Flores, Sumba, Timor, Alor).
"Saya terus terang berada di Puncak Waringin ini karena beberapa tahun lalu kita datang ke sini, ini daerah tak jelas, tetapi hari ini diubah Pemerintah menjadi indah seperti ini," katanya.
Penataan kawasan Puncak Waringin ini, kata Luhut merupakan capaian yang luar biasa dan sejalan dengan perintah Presiden Joko Widodo.
Luhut pun mengamanatkan kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat agar memelihara kawasan tersebut serta menjaga kebersihan karena menjadi tujuan wisata yang bagus.
Perubahan
Selain Puncak Waringin, pemerintah juga membangun berbagai fasilitas pendukung untuk mengubah Labuan Bajo menuju daerah tujuan wisata berkelas premium.
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mencatat terdapat lima kawasan wisata di dalam kota Labuan Bajo yang saat ini sedang dibangun selain Puncak Waringin yakni Batu Cermin, Water Front City, serta fasilitas di Pulau Rinca dan beberapa penataan seperti pemindahan pelabuhan peti kemas.
Penataan kawasan wisata ini dimulai sejak 2019 atau sebelum pandemi COVID-19 dan direncanakan akan tuntas pada 2021.
"Beberapa kawasan sudah selesai dibangun dan sisanya masih dalam progres di lapangan," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina.
Seiring dengan penataan kawasan ini, kata dia maka setelah pandemi berakhir, wisatawan dapat menikmati wajah baru Labuan Bajo yang lebih segar dan tertata rapih.
Pembangunan ini diyakini akan mendongkrak pertumbuhan pariwisata di Labuan Bajo yang terkenal memiliki destinasi unggulan Taman Nasional Komodo pascapandemi COVID-19.
"Dan tentunya wisatawan akan disuguhkan dengan wajah baru Labuan Bajo yang membuat pengalaman wisata mereka lebih bermakna," katanya.
Baca juga: Labuan Bajo should prep for G20 summit's side event
Di sisi lain, perubahan wajah kota Labuan Bajo dirasakan wisatawan yang berkunjung terutama penanganan masalah sampah.
Gabriel (31), seorang wisatawan domestik yang berkunjung untuk kedua kalinya ke Labuan Bajo menuturkan bahwa kota tersebut sudah mulai tampak lebih bersih dan rapih dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya.
Beberapa sisi kota yang sebelumnya tidak elok dipandang karena dipenuhi sampah, kata dia kini sudah mulai bersih serta tempat sampah yang semakin banyak tersedia.
Baca juga: Menkominfo: Labuan Bajo disiapkan untuk pre-event pertemuan G20
"Jadi sudah lebih nyaman, hanya memang harus betul-betul lebih bersih lagi, terutama juga sampah di pinggir pantai," katanya.
Harus dirawat
Menteri Luhut beberapa kali menekankan pentingnya merawat berbagai fasilitas yang telah dibangun Pemerintah di Labuan Bajo.
Tak hanya berkaitan dengan infrastruktur, namun juga pohon-pohon di sisi jalanan kota yang telah ditanam untuk menambah keasrian kota juga harus dirawat dengan baik.
Baca juga: Luhut minta pemkab pelihara aset di Puncak Waringin
Luhut menyarankan Bupati Manggarai Barat agar mengajak masyarakat sekitar untuk turut berperan untuk menyiram pohon-pohon tersebut setiap pagi dan sore agar bisa bertumbuh dengan baik.
"Kalau pohonnya mati pemda segera ganti, jangan dibiarkan mati nanti tidak jalan lagi," kata Luhut.
Selain kawasan wisata seperti Puncak Waringin dan lainnya namun pada fasilitas vital seperti bandar udara dan pelabuhan laut juga harus dijaga secara baik agar Labuan Bajo semakin menarik dikunjungi.
"Jadi saya titip pak bupati (Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi) agar ini dijaga. Kita kadang-kadang gampang membangun namun susah merawat," kata Luhut.
Sementara itu, Bupati Edistatus Endi memastikan pemerintahannya tetap mengisi peran pembangunan Labuan Bajo menuju kawasan wisata super premium dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat.
Selain penataan infrastruktur, kata dia, beberapa aspek pembangunan lain yang menjadi prioritas yakni air bersih dan penanganan sampah. Ia pun sering kali turun langsung ke lapangan memantau pekerjaan pembersihan sampah di wilayah pantai dan sekitarnya.
Bagi Bupati, ditetapkannya Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium merupakan peluang sekaligus tantangan untuk menuju kesejahteraan bersama.
Baca juga: Gernas BBI diharapkan berkelanjutan dukung UMKM lokal
Berbagai elemen diharapkan agar turut menjaga dan merawat hasil pembangunan yang ada maupun mengisi berbagai sektor pembangunan untuk mempercepat kemajuan Manggarai Barat sebagai salah satu daerah wisata premium di Tanah Air.
Artikel - Merawat Labuan Bajo menuju destinasi wisata super premium
...Kalau pohonnya mati pemda segera ganti, jangan dibiarkan mati nanti tidak jalan lagi