NEW YORK (ANTARA) - Harga minyak turun pada Kamis, (19/8) waktu setempat, terbebani melonjaknya kasus COVID-19 dan penguatan dolar AS.
West Texas Intermediate untuk pengiriman September turun 1,77 dolar AS menjadi menetap pada 63,69 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober turun 1,78 dolar menjadi ditutup pada 66,45 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.
"Harga minyak tetap di bawah tekanan," Carsten Fritsch, analis energi di Commerzbank Research, mengatakan dalam sebuah catatan pada Kamis.
"Selain kekhawatiran tentang permintaan, yang telah dibahas panjang lebar, penurunan logam dasar dan dolar AS yang kuat saat ini membebani harga," tambahnya.
Indeks dolar, yang mengukur "greenback" terhadap enam mata uang utama, naik 0,45 persen menjadi 93,5632 pada akhir perdagangan Kamis.
Pedagang juga menganalisa data persediaan bahan bakar AS.
Persediaan minyak mentah AS turun 3,2 juta barel selama pekan yang berakhir 13 Agustus, badan informasi energi AS, EIA, menyebutkan dalam sebuah laporan pada Rabu.
Dengan angka 435,5 juta barel, persediaan minyak mentah AS sekitar 6 persen di bawah rata-rata lima tahun terakhir untuk tahun ini.
Menurut EIA, total persediaan bensin motor meningkat 0,7 juta barel pada pekan lalu, sedangkan persediaan bahan bakar sulingan turun 2,7 juta barel.
Baca juga: Harga minyak turun karena kekhawatiran permintaan berlanjut
Baca juga: Harga minyak dunia merosot di tengah kekhawatiran permintaan