Kupang (ANTARA) - Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat berharap Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat untuk secepatnya merealisasikan bantuan bagi korban bencana alam badai Siklon Tropis Seroja.
"Pemerintah Provinsi NTT beberapa waktu yang lalu sudah melakukan pertemuan bersama BNPB Pusat untuk membahas persoalan bantuan bagi korban bencana alam Seroja. Kami berharap bantuan itu segera direalisasikan," kata Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat di Kupang, Senin, (23/8).
Ia mengatakan, BNPB Pusat saat ini sedang melakukan finalisasi berbagai data-data kerusakan akibat bencana alam badai Siklon Tropis Seroja yang melanda NTT pada 4 April 2021.
Menurut Viktor, BNPB akan mendistribusikan bantuan terhadap para korban bencana Siklon Tropis Seroja di NTT, apabila proses validasi data kerusakan sudah final.
"BNPB sudah menyampaikan kepada kami bahwa segera merealisasikan bantuan itu dalam waktu yang tidak lama lagi," tegas Viktor.
Sementara itu Ketua Komisi V DPRD NTT, Yunus Takandewa mengatakan BNPB telah memberikan jaminan kepada Pemerintah NTT untuk mendistribusikan bantuan bagi korban bencana alam Siklon Tropis Seroja.
Baca juga: Plan Indonesia bantu 1.196 KK korban bencana di Lembata
"Proses pencairan dana bantuan memang butuh waktu lama karena BNPB sedang melakukan finalisasi data kerusakan. Proses finalisasi bantuan dilakukan secara ketat untuk menghindari adanya salah sasaran dalam distribusi bantuan," tegasnya.
Baca juga: PUPR bangun 172 rumah korban seroja di Kota Kupang
Menurut dia, BNPB sangat berhati-hati dalam finalisasi data untuk menghindari terjadinya salah sasaran dalam distribusi bantuan.
"BNPB sangat berhati-hati karena pengalaman dalam penanganan bencana alam di Palu BNPB berhasil menyelamatkan uang negara puluhan miliar dari adanya data korban yang tumpang tindih," tegasnya.
Gubernur berharap BNPB realisasikan bantuan bagi korban Seroja
...BNPB sangat berhati-hati karena pengalaman dalam penanganan bencana alam di Palu BNPB berhasil menyelamatkan uang negara puluhan miliar dari adanya data korban yang tumpang tindih