PUPR bangun 172 rumah korban seroja di Kota Kupang
...Kami harapkan proses pembangunan rumah dan prasarana pendukungnya ini dapat diselesaikan dalam lima bulan ke depan
Kupang (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI mulai membangun 172 unit rumah bagi warga Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang rusak berat akibat terjangan badai siklon tropis seroja.
Pembangunan ratusan rumah itu mulai dilakukan ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan hunian tetap (Huntap) oleh Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore di lokasi relokasi korban seroja di Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Senin, (5/7).
Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore menyampaikan apresisasi kepada Menteri PUPR beserta jajarannya atas responsnya sehingga pembangunan huntap dapat terealisasi dengan cepat.
"Pemkot Kupang terus berusaha bersama pemerintah pusat untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak badai siklon seroja melalui pembangunan rumah layak huni," kata Jefri.
Ia mengatakan pada tahap pertama akan diberikan kepada 172 kepala keluarga penerima dengan estimasi pembangunan selama lima bulan.
"Kami berharap bagi penerima bantuan rumah ini untuk bersabar dan marilah kita doakan agar pembangunan berjalan lancar serta dapat rampung sesuai jadwal," kata Jefri.
Menurut Jefri Riwu Kore, untuk dampak bencana alam badai siklon tropis seroja dikelompokan dalam tiga jenis kerusakan yaitu ringan, sedang dan berat.
Untuk penanganan kategori rusak berat kata dia sebagian direlokasi ke lokasi Manulai II karena tempat tinggal milik para korban sudah tidak bisa dihuni sehingga digantikan dengan hunian tetap yang mulai dikerjakan saat ini.
Sementara untuk kategori rusak sedang dan ringan akan diproses penggantiannya oleh pemerintah pusat yang hingga saat ini belum terealisasi karena masih dalam proses dan tahapan evaluasi.
Sementara itu Kepala Balai PPW NTT Herman Tobo mengatakan pembangunan rumah hunian tetap ini dikerjakan dengan prinsip "Build Back Better" menggunakan teknologi RISHA (Rumah Instan Sehat Sederhana) yang memiliki keunggulan tahan gempa, dibangun lebih cepat dan bisa dikembangkan.
Ia menyebutkan rumah yang dibangun merupakan rumah tipe 36 dengan ukuran 9X12 meter dengan luas tanah 108m².
Baca juga: DTH korban seroja di Kabupaten Kupang mulai dicairkan
Herman mengatakan dalam kawasan pemukiman bagi korban badai seroja juga dilengkapi dengan prasarana dasar permukiman antara lain jaringan air bersih, jalan lingkungan dan fasilitas umum lainnya.
Baca juga: BPBD Kota Kupang: Tak ada penimbunan bantuan bencana seroja
"Kami harapkan proses pembangunan rumah dan prasarana pendukungnya ini dapat diselesaikan dalam lima bulan ke depan," kata Herman.
Pembangunan ratusan rumah itu mulai dilakukan ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan hunian tetap (Huntap) oleh Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore di lokasi relokasi korban seroja di Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Senin, (5/7).
Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore menyampaikan apresisasi kepada Menteri PUPR beserta jajarannya atas responsnya sehingga pembangunan huntap dapat terealisasi dengan cepat.
"Pemkot Kupang terus berusaha bersama pemerintah pusat untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak badai siklon seroja melalui pembangunan rumah layak huni," kata Jefri.
Ia mengatakan pada tahap pertama akan diberikan kepada 172 kepala keluarga penerima dengan estimasi pembangunan selama lima bulan.
"Kami berharap bagi penerima bantuan rumah ini untuk bersabar dan marilah kita doakan agar pembangunan berjalan lancar serta dapat rampung sesuai jadwal," kata Jefri.
Menurut Jefri Riwu Kore, untuk dampak bencana alam badai siklon tropis seroja dikelompokan dalam tiga jenis kerusakan yaitu ringan, sedang dan berat.
Untuk penanganan kategori rusak berat kata dia sebagian direlokasi ke lokasi Manulai II karena tempat tinggal milik para korban sudah tidak bisa dihuni sehingga digantikan dengan hunian tetap yang mulai dikerjakan saat ini.
Sementara untuk kategori rusak sedang dan ringan akan diproses penggantiannya oleh pemerintah pusat yang hingga saat ini belum terealisasi karena masih dalam proses dan tahapan evaluasi.
Sementara itu Kepala Balai PPW NTT Herman Tobo mengatakan pembangunan rumah hunian tetap ini dikerjakan dengan prinsip "Build Back Better" menggunakan teknologi RISHA (Rumah Instan Sehat Sederhana) yang memiliki keunggulan tahan gempa, dibangun lebih cepat dan bisa dikembangkan.
Ia menyebutkan rumah yang dibangun merupakan rumah tipe 36 dengan ukuran 9X12 meter dengan luas tanah 108m².
Baca juga: DTH korban seroja di Kabupaten Kupang mulai dicairkan
Herman mengatakan dalam kawasan pemukiman bagi korban badai seroja juga dilengkapi dengan prasarana dasar permukiman antara lain jaringan air bersih, jalan lingkungan dan fasilitas umum lainnya.
Baca juga: BPBD Kota Kupang: Tak ada penimbunan bantuan bencana seroja
"Kami harapkan proses pembangunan rumah dan prasarana pendukungnya ini dapat diselesaikan dalam lima bulan ke depan," kata Herman.