Pengamat: Mubazir bangun Cold Storage terapung

id James

Pengamat: Mubazir bangun Cold Storage terapung

Ekonom dari Universitas Kristen Artha Wacana Kupang Dr James Adam (ANTARA Foto/dok)

Rencana pemerintah NTT membangun tempat pendingin ikan (cold storage) terapung akan mubazir, karena sejauh ini sejumlah Cold Storage yang ada di darat juga tidak pernah dimanfaatkan dengan baik.
Kupang (AntaraNews NTT) - Pengamat ekonomi dari Universitas Kristen (Unkris) Artha Wacana Kupang Dr James Adam menilai rencana pemerintah Nusa Tenggara Timur membangun tempat pendingin ikan (cold storage) terapung akan mubazir, karena sejauh ini sejumlah Cold Storage yang ada di darat juga tidak pernah dimanfaatkan dengan baik.

"Menurut saya jika cold storage terapung dibangun apakah tidak mubazir karena di dua TPI di Kupang kan ada dua atau tiga Cold Storage yang kapasitasnya besar tapi tidak digunakan dengan baik," kata James Adam kepada Antara di Kupang, Rabu (4/4).

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan rencana pembangunan cold storage terapung yang direncanakan oleh Pemprov NTT dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan NTT dengan cara mengundang investor ke provinsi itu.

Sejauh ini menurutnya sejumlah cold storage yang tidak difungsikan tersebut akibat tidak banyaknya ikan yang disimpan di dalam ruangan pendingin yang sudah disiapkan tersebut.

Ia menilai ada satu cold storage milik Pemkot Kupang yang ada di pasar ikan Falileo yang tidak digunakan dengan baik. "Sekarang justru Cold Storage itu disewa oleh pihak swasta," tambahnya.

James yang juga saat ini masih sebagai dosen Ilmu ekonomi di Unkris Artha Wacana Kupang tersebut menambahkan, belum saatnya NTT membangun Cold Storage di tengah laut.

Baca juga: NTT dukung ekspor perikanan dari kawasan timur
Penjualan ikan tuna di pasaran Kupang

Sejauh ini yang ia tahu, pembangunan cold storage hanya dibangun di sekitar pelabuhan karena hal tersebut berkaitan dengan tingkat shipping dan loading ship dan berbagai hal yang berkaitan dengan pengangkutan di pelabuhan.

Di samping masalah mubazir rencana pembangunan cold storage tersebut, James juga menilai perlu pengkajian lagi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan NTT soal berapa banyak jenis ikan yang diekspor ke luar negeri dari hasil tangkapan para nelayan di NTT.

"Yang saya tahu sejauh ini ada dua jenis ikan yang diekspor dari NTT yang dilakukan oleh sejumlah nelayan, yakni ikan Tuna pungung kuning, kemudian juga ikan kerapu. Dua jenis ini yang setahu saja banyak diekspor. Namun harus dikaji lagi, apakah hanya dua jenis ikan itu yang diekspor dari NTT," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur Ganef Wurgiyanto mengemukakan pemerintah daerah membutuhkan investasi di sektor penyediaan kapal penampung ikan untuk mengangkut hasil-hasil perikanan dan kelautan daerah ini untuk tujuan ekspor.

"Investasi penyediaan kapal penampung ikan yang kita butuhkan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan dingin (cold storage) terapung untuk mengangkut ikan sehingga bisa diekspor secara langsung," katanya.

Ia menjelaskan, layanan kapal penampung ikan pernah beroperasi di perairan NTT sekitar tahun 1994-1995 untuk mengangkut hasil-hasil perikanan yang saat itu diekspor ke Jepang.

Baca juga: Cakalang ekspor perikanan andalan NTT
Ekspor ikan tuna dari NTT