Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur Ganef Wurgiyanto mendukung kegiatan ekspor perikanan dari kawasan Indonesia bagian timur yang sedang dipersiapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Kalau ekspor perikanan bisa langsung dilakukan dari kawasan timur termasuk NTT maka hasilnya lebih optimal karena selama ini kita masih harus transit di Surabaya dengan kuota pengiriman yang terbatas," kata Ganef Wurgiyanto di Kupang, Jumat (30/3).
Ia mengatakan terkait Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan pemerintah menyiapkan agar ekspor produk perikanan dan kelautan asal Indonesia bisa dilakukan dari Provinsi Papua Barat serta provinsi lainnya di Indonesia bagian timur.
Ekspor dari kawasan timur ini diperkirakan bisa menggenjot nilai ekspor produk perikanan asal Indonesia dan meningkatkan produksi ikan dalam negeri yang potensinya di wilayah timur sangat baik.
Ganef mengatakan, pemerintah setempat sudah lama menantikan kegiatan ekspor hasil perikanan bisa langsung dari provinsi setempat karena selama ini harus melalui Surabaya, Jawa Timur dengan kuota terbatas.
Baca juga: Cakalang ekspor perikanan andalan NTT
Baca juga: NTT butuh kebijakan ekspor langsung
Ia menjelaskan pengiriman hasil perikanan untuk tujuan ekspor dari Kupang, ibu kota Provinsi NTT masih terbatas menggunakan kontainer berkapasitas 20 fit.
Kondisi ini disebabkan akes jalan menuju terminal pendaratan ikan (TPI) Tenau, Kota Kupang, tidak memungkinkan dilalui truk-truk kontainer berkapasitas 40 fit.
"Jalan masuk ke TPI Tenau itu sangat menanjak sehingga sulit diakses truk kontainer 40 fit, bahkan pernah kejadian truk kontainer yang berani menanjak akhirnya terbanting," katanya.
Ia mengatakan pemerintah provinsi telah mencarikan solusi dengan meminta pihak Pelindo III agar membuka akses jalan menuju dari TPI Tenau menuju Pelabuhan Peti Kemas Tenau yang hanya dibatasi pagar namun belum diizinkan hingga saat ini dengan alasan keamanan.
Menurutnya, dengan kapasitas angkutan kontrainer terbatas dengan kapasitas 20 fit maka ikan-ikan yang dikirim melalui Surabaya harus dipindahkan lagi ke kontainer 40 fit sesuai kapasitas ekspor.
Untuk itu, lanjut Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu, jika eskpor dilakukan langsung dari kawasan timur termasuk dari NTT maka ia meyakini pemerintah bisa menggenjot nilai ekspor hasil kelautan dan perikanan dari Indonesia.
"Karena wilayah timur ini ikan-ikannya masih melimpah, seperti salah satu hasil andalan kita yang diekspor yaitu ikan cakalang, selain ikan tuna dan anggoli," katanya