Labuan Bajo (ANTARA) - Bupati Manggarai Timur Agas Andreas mengingatkan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk bekerja berbasis data.
"Riset itu penting supaya kita tidak hanya sibuk menyirami api, lalu tidak menghentikan sumber apinya," kata dia dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis, (4/11).
Saat membuka kegiatan Pembentukan Tim P2TP2A Manggarai Timur, ia menegaskan pentingnya tim tersebut memetakan sumber masalah dengan baik.
Hal itu, kata dia, dibutuhkan agar strategi penyelesaian masalah dapat berjalan dengan baik dan benar.
Bupati Agas mengatakan penanganan terkait dengan isu anak dan perempuan harus mengacu pada tiga aspek, yakni pencegahan, advokasi, dan rehabilitasi.
Namun, katanya, pencegahan harus mendapatkan porsi lebih banyak, sehingga tidak perlu menunggu sampai ada kasus.
Ia memberi catatan kepada tim tersebut agar memahami kekurangan dan kelebihan dari bekerja secara kolaboratif.
Menurut dia, roh kerja kolaboratif yakni bekerja untuk isu yang sama dengan kapasitas masing-masing.
Namun, kata dia, kelemahan dari kerja kolaboratif ialah saling mengharapkan dan terjebak dalam alur yang birokratik dan bertele-tele.
Oleh karena itu, Bupati Agas menekankan kepada P2TP2A untuk tidak terjebak dalam kerja administratif.
."Sekali lagi saya ingatkan pada forum ini agar jangan terjebak dalam kerja administratif dan mengabaikan situasi riil di lapangan," kata dia.
Baca juga: Bupati Matim minta dilakukan validasi data atasi kemiskinan
Baca juga: Pemkab Matim imbau warga taat prokes meski nol kasus