Mudik Lebaran melalui pelabuhan feri meningkat

id mudik

Mudik Lebaran melalui pelabuhan feri meningkat

Arus mudik Lebaran 2018 dari Pelabuhan Penyeberangan Bolok Kupang menuju Aimere, Flores, Senin (11/6) dengan menggunakan KMP Ranaka. (ANTARA Foto/Benny Jahang)

Para pemudik yang menggunakan jasa kapal feri dari Pelabuhan Penyeberangan Bolok Kupang menuju pelabuhan Aimere, Flores, mulai menunjukan peningkatan baik penumpang, kendaraan roda empat maupun roda dua.
Kupang (AntaraNews NTT) - Para pemudik yang menggunakan jasa kapal feri dari Pelabuhan Penyeberangan Bolok Kupang menuju pelabuhan Aimere, Flores, mulai menunjukan peningkatan baik penumpang, kendaraan roda empat maupun roda dua.

"Arus mudik mulai meningkat dari Kupang menuju Pulau Flores. Peningkatan arus mudik semakin padat sejak Senin (11/6)) dengan jumlah penumpang sebanyak 573 orang," kata Kasubag Humas Polres Kupang Iptu Simon Seran kepada Antara di Kupang, Senin (11/6).

Menurut dia, peningkatan penumpang serta kendaraan dari Pelabuhan Feri Bolok, karena banyak pemudik dari Kota Kupang yang ingin berlibur dan merayakan hari raya Idul Fitri di kampung halamanya di Pulau Flores.

Simon yang juga selaku Kepala pos pengamanan operasi Ketupat, Pelabuhan Feri Bolok menjelaskan, pada Senin (11/6) sebanyak 573 orang penumpang berangkat dari pelabuhan Bolok dengan menggunakan KMP Ranaka menuju pelabuhan Feri Aimere, Pulau Flores.

Selain penumpang mudik KMP Ranaka juga mengangkut 31 unit kendaraan roda dua, 15 unit kendaraan roda empat serta kendaraan roda enam sebanyak enam unit.

Baca juga: Puncak arus mudik Lebaran terjadi pada H-4

"Jumlah kendaraan yang berangkat dari pelabuhan Bolok menuju Pulau Flores juga terus mengalami peningkatan sejak hari ini," tegas Simon.

Ia mengatakan, posko gabungan pengamanan arus mudik terus melakukan pemantauan terhadap aktifitas pemudik yang berangkat maupun turun di Pelabuhan Feri Bolok.

Dikatakannya, Posko gabungan terdiri dari unsur Kepolisian, TNI, Basarnas, Jasa Raharja serta Dinas Perhubungan, ASDP dan tim medis sudah mulai siaga di pelabuhan Feri, Bolok sejak 8 Juni lalu.

"Sampai saat ini kondisi keamanan di Pelabuhan Bolok terpantau aman. Aktivitas bongkar muat penumpang dan kendaraan berjalan lancar," tegasnya.

Batal berangkat
Sementara itu, Direktur PT Flobamora Hironimus Soriwutun mengatakan KMP Sirung yang hendak diberangkatkan ke Ende, Flores, terpaksa dibatalkan karena ada masalah teknis.

"Kami menyampaikan permohonan maaf kepada para pengguna jasa angkutan kapal tujuan Kupang-Ende yang sudah menunggu sejak pagi, tetapi kapal tidak bisa dipaksakan berlayar karena ada masalah teknis," katanya.

Baca juga: Puncak Arus Mudik Bandara El Tari H-I

Para penumpang tujuan Ende menyampaikan kekecewaan karena KMP Sirung batal berangkat. PT Flobamor merupakan badan usaha milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut dia, sesuai dengan jadwal, KMP Sirung seharusnya bertolak dari Pelabuhan Bolok menuju Ende pada Senin pukul 15.00 WITA, tetapi karena kapal mengalami gangguan teknis sehingga tidak bisa diberangkatkan.

Dia mengatakan, saat itu juga pihaknya melakukan koordinasi dengan ASDP Cabang Kupang untuk bisa mengakomodir penumpang tujuan Ende.

"Kebetulan ada kapal ASDP yang berangkat ke Ende melalui Sabu, tetapi bisa mengangkut penumpang tujuan Ende," katanya.

General Manager PT ASDP Cabang Kupang, Burham Zahim secara terpisah mengatakan, dirinya mendapat laporan ada kendala teknis sehingga KM Sirung tujuan Ende dibatalkan.

Baca juga: Arus Mudik - Pelni Kupang siagakan empat armada

"Alasannya kondisi teknis dan tadi sudah di Ram Check oleh BPTD dan KSOP. Setelah dievaluasi tidak bisa diselesaikan kendala teknisnya sehingga penumpang tujuan Ende langsung bisa ikut jalur yang via Sabu," katanya.

Dia mengharapkan para pengguna jasa angkutan penyeberangan untuk dapat memahami kondisi ini, karena kapal tidak bisa dipaksakan untuk berlayar dalam kondisi tidak siap.

"Sebagai perusahaan jasa pelayaran, kami tentu mengutamakan keselamatan pelayaran. Kami tidak bisa mengikuti keinginan penumpang untuk berlayar jika kondisi kapal tidak sehat," demikian Hironimus Soriwutun.