Almaty (ANTARA) - Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan keadaan darurat selama dua pekan di Almaty, kota terbesar di negara Asia Tengah itu, dan di provinsi Mangistau di bagian barat tempat protes berubah menjadi kekerasan, kata kantornya pada Rabu, (5/1) pagi.
"Seruan-seruan untuk menyerang kantor pemerintah dan militer benar-benar ilegal," kata Tokayev dalam pidato lewat video beberapa jam sebelumnya. "Pemerintah tidak akan jatuh, tapi kami ingin saling percaya dan dialog daripada konflik."
Saat dia berbicara, polisi di Almaty menggunakan gas air mata dan granat kejut untuk menghentikan ratusan pengunjuk rasa yang menyerbu kantor wali kota, koresponden Reuters melaporkan dari tempat kejadian.
Pemerintah negara kaya minyak itu mengumumkan Selasa (4/1) malam bahwa pihaknya memulihkan beberapa plafon harga bahan bakar gas cair (LPG), setelah protes yang jarang terjadi mencapai Almaty menyusul kenaikan tajam harga bahan bakar pada awal tahun.
Banyak orang Kazakhstan mengonversi mobil mereka menggunakan LPG, yang jauh lebih murah daripada bensin sebagai bahan bakar kendaraan di Kazakhstan karena plafon harga. Tapi pemerintah berargumen bahwa harga rendah tidak berkelanjutan dan menghapus batas atas harga itu pada 1 Januari.
Lonjakan harga
Setelah harga bahan bakar melambung, sejumlah unjuk rasa yang melibatkan ribuan orang terjadi pada 2 Januari di kota Zhanaozen, pusat minyak dan lokasi bentrokan yang mematikan antara pengunjuk rasa dan polisi satu dekade lalu.
Demonstrasi menyebar ke bagian lain di sekitar provinsi Mangistau dan Kazakhstan barat, termasuk pusat provinsi Aktau dan kamp pekerja yang digunakan oleh subkontraktor produsen minyak terbesar Kazakhstan, Tengizchevroil. Perusahaan yang dipimpin Chevron itu mengatakan produksinya tidak terpengaruh.
Di Almaty, polisi tampaknya menguasai alun-alun utama tak lama setelah menembakkan sejumlah granat bercahaya, menurut siaran video daring dari wilayah itu. Tapi ledakan-ledakan terdengar selama berjam-jam di jalan-jalan terdekat dan di bagian lain kota itu.
Pada Selasa malam, pemerintah mengumumkan memulihkan plafon harga 50 tenge (Rp1.600) per liter, atau kurang dari setengah harga pasar, di provinsi Mangistau.
Protes publik dilarang di Kazakhstan kecuali penyelenggara protes itu mengajukan pemberitahuan terlebih dahulu.
Baca juga: Ledakan di pangkalan militer Kazakhstan tewaskan empat prajurit
Tokayev, penerus yang diangkat menggantikan pemimpin Komunis era Soviet Nursultan Nazarbayev yang mengundurkan diri pada 2019, tidak menghadapi oposisi politik di parlemen.
Presiden itu mengatakan di Twitter pada Selasa bahwa pihaknya akan mengadakan pertemuan pemerintah pada hari berikutnya untuk membahas tuntutan para pengunjuk rasa. Dia mendesak para pengunjuk rasa untuk berperilaku secara bertanggung jawab. Sumber: Antara/Reuters
Presiden Kazakhstan mengumumkan keadaan darurat
...Seruan-seruan untuk menyerang kantor pemerintah dan militer benar-benar ilegal