Harmoni janji perhatikan nasib guru honorer

id HArmoni

Harmoni janji perhatikan nasib guru honorer

Para usif dan Meo Naek (Panglima Besar) Timor dari Sonaf Tob Atolan Funtabaunok An Bi Pah Timor meletakkan tangan di atas pasangan Benny K Harman-Benny A Litelnoni (Harmoni) saat upacara membakar lilin menuju NTT-1 periode 2018-2023 di Sonaf Teflopo Kupang, Minggu (10/6). (ANTARA Foto/Laurensius Molan)

"Nasib guru honorer di NTT masih sangat memprihatinkan oleh karena itu, jika terpilih nanti nasib mereka akan kami perjuangkan," kata Benny K Harman.
Kupang (AntaraNews NTT) - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Benny K Harman dan Benny A Litelnoni (Harmoni) berkomitmen akan memperhatikan nasib guru honorer serta guru komite di sejumlah sekolah di provinsi berbasis kepulauan itu jika terpilih nanti.

"Nasib guru honorer di NTT masih sangat memprihatinkan oleh karena itu, jika terpilih nanti nasib mereka akan kami perjuangkan," kata Benny Harman saat mengikuti debat kandidat ketiga atau yang terakhir yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT di Jakarta, Sabtu (23/6) malam.

Menurut dia tugas pokok Harmoni adalah memperhatikan nasib guru honorer dengan memberikan upah minimum provinsi yaitu sekitar Rp1,7 juta kepada para guru dan pihaknya akan memperjuangkannya.

"Itu masuk dalam program yang sudah direncanakan," ungkap Benny yang juga mantan wakil ketua Komisi III DPR RI itu.

Ia mengemukakan, jika ingin memajukan pendidikan di provinsi berbasis kepulauan itu, maka yang paling penting adalah memerhatikan nasib dari guru-guru honorer di NTT yang selama ini digaji tak layak.
. Sejumlah pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTT saat berada di studio untuk mengikuti debat kandidat terakhir di Jakarta. (Foto Antara/Istimewa)


Sementara itu, calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diusung PDI Perjuangan Emelia Julia Nomleni juga berkomitmen akan memerhatikan tenaga honorer, terutama para guru.

Mama Emi, sapaan akrab Emi Nomleni, menilai saat ini nasib guru honorer masih belum terlalu baik, padahal mereka adalah pendidik.

Hal itulah yang membuatnya untuk memperjuangkan nasib tenaga honorer, jika ia dipercaya untuk memimpin NTT lima tahun ke depan.

Perhatian itu lanjutnya dilakukan dengan cara menaikan gaji atau honor para tenaga honorer setidaknya sesuai dengan Upah Minumum Provinsi (UMP) di NTT sebesar Rp1,6 juta.

Mama Emi mengatakan bahwa saat ini keberadaan tenaga honorer memang memprihatinkan karena honor yang mereka terima sangat jauh dari harapan.