Prisma menciptakan perubahan berkelanjutan

id RULAL

Prisma menciptakan perubahan berkelanjutan

Principal Business Consultant Prisma Ferdinand Rondong (baju putih). (ANTARA Foto/Bernadus Tokan)

Prisma tidak memberikan ikan yang habis dimakan atau memberikan kail kepada nelayan untuk mencari ikan, tetapi setelah penerima kail sudah tidak ada atau kailnya rusak maka program itu tidak berlanjut lagi.
Tambolaka, NTT (AntaraNews NTT) - Promoting Rural Income Through Support for Markets in Agriculture (PRISMA), sebuah program yang dilaksanakan atas kerja sama Australia-Indonesia, bekerja untuk menciptakan perubahan sistemik yang berkelanjutan, dan dapat terus berjalan meskipun program telah berakhir.

"Kami tidak memberikan kail atau ikan kepada petani seperti kebanyakan orang melakukannya, tetapi kami memfasilitas pemilik kail untuk bertemu dengan petani dan membangun kemitraan agar petani bisa menggunakan kail itu untuk mengembangkan usaha secara berkelanjutan," kata Principal Business Consultant Prisma Ferdinand Rondong di Tambolaka, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Rabu (15/8).

Dia mengemukakan hal tersebut tatkala menjelaskan tentang AIP-Rural dan manfaat program Prisma untuk mendorong peningkatan pendapatan bagi petani di Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Timur.

Prisma merupakan program multi-tahun di bawah Australia-Indonesia Parthnership for Rural Economic Development (AIP-Rural), yang mendukung strategi pembangunan Pemerintah Indonesia mempercepat pengentasan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Menurut dia, Prisma tidak memberikan ikan yang habis dimakan atau memberikan kail kepada nelayan untuk mencari ikan, tetapi setelah penerima kail sudah tidak ada atau kailnya rusak maka program itu tidak berlanjut lagi.

Ferdinand menjelaskan, Prisma mengadopsi pendekatan pembangunan sistem pasar yang didesain untuk meningkatkan efisiensi kerja pasar, dan membawa pertumbuhan ekonomi rantai nilai sistem pasar.

Baca juga: Australia puji penanganan Hog Cholera di NTT
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Allaster Cox sedang berbicara kepada wartawan di Kupang, Selasa (14/8) terkait upaya Pemerintah NTT dalam menangani penyakit Hog Chollera yang menyerang ternak babi di Pulau Flores pada 2017. (ANTARA Foto/Bernadus Tokan) 
"Jadi untuk menjawab permasalahan yang menyebabkan kelesuhan di bidang pertanian, pendekatan ini bekerja untuk menciptakan perubahan sistemik yang berkelanjutan yang dapat terus berjalan meskipun program telah berakhir," katanya menjelaskan.

Dia mengatakan, Prisma fokus pada sektor pertanian yang memiliki potensi pertumbuhan yang kuat, dan menjadi sumber pemasukan yang besar bagi mayoritas petani kecil di Indonesia.

Prisma menawarkan pelayanan pada manajemen inovasi, riset pasar, memediasi pasar, dan konsultasi manajemen untuk perusahan swasta dan pemerintah, dan berbagi investasi di mana peluang untuk memasuki pasar cenderung berisiko tinggi.

Dia mengatakan, dalam menjalankan strateginya yang mendukung pengentasan kemiskinan, Prisma bermitra dengan lembaga pemerintah di tingkat lokal dan nasional, sektor swasta, asosiasi bisnis, asosiasi non profit dan institusi riset untuk meningkatkan daya saing.

Tujuannya untuk mencapai peningkatan pendapatan setidaknya 30 persen pendapatan bersih dari 300.000 rumah tangga pertanian kecil di Indonesia bagian timur hingga Desember 2018.

Program ini bekerja di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat. 

Baca juga: Australia senang bisa membantu rakyat NTT