Banjarmasin (ANTARA) - Pemenuhan sapi kurban untuk Hari Raya Idul Adha 1443 hijriah atau pada 9 Juli 2022 di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan kini tergantung pasokan dari luar daerah, yakni, dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin M Makhmud di Banjarmasin, Selasa, (3/5/2022) mengungkapkan, saat ini stok sapi potong di rumah potong hewan (RPH) Kota Banjarmasin sangat minim.
Minimnya stok sapi potong di RPH bahkan juga di tempat penampungan lainnya di kota ini imbas dari penyebaran penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak, di mana kasus pertamanya ditemukan di Jawa Timur.
Padahal, ucap Makhmud, pasokan besar hewan ternak, baik sapi, kambing untuk Kota Banjarmasin dari Jawa Timur termasuk dari Madura.
Ia mengatakan daerah Jawa Timur terkait kasus penyakit mulut dan kuku bagi hewan telah membuat kebijakan menyetop mengirim ke luar daerah.
Dampaknya, ucap Makhmud, ketersediaan untuk sapi kurban saat ini hampir dinyatakan belum ada, sebab stok yang ada sekarang untuk memenuhi kebutuhan daging sapi segar di pasaran.
Dalam keadaan seperti ini, tutur dia, sejumlah pengusaha sapi kurban belum berani menerima pesanan sapi kurban, karena belum bisa memastikan ketersediannya kapan datang.
"Sapinya memang belum ada, makanya pedagang tidak berani menerima pesanan dari warga," ujarnya.
Namun Makhmud tetap optimis stok sapi kurban di kotanya akan bisa terpenuhi.
"Insya Allah Stok kurban ada aja, cuma sekarang memang belum datang sapinya," ungkap dia.
Pesanan dari NTB dan NTT sudah proses pengiriman ke Kalsel termasuk untuk memenuhi kebutuhan sapi kurban di Kota Banjarmasin, meski belum bisa dipastikan berapa jumlahnya.
"Dalam minggu ini ada datang dari NTB dan NTT," ucapnya.
Menurut dia, lambatnya pasokan sapi ini juga dikarenakan proses yang harus dilalui oleh pemasok, seperti harus melengkapi berkas atau dokumen kesehatan sapi-sapi yang dikirim.
Baca juga: Pengiriman ternak sapi dari NTT meningkat di tengah PMK
Baca juga: Ribuan ternak di Lombok Timur, NTB terjangkit PMK
"Soalnya sapi-sapi yang masuk harus dipastikan sehat dulu sehingga harus melalui proses karantina dan pemeriksaan kesehatan lainnya. makanya lambat sampai sini," ujarnya.