BPOM tak melarang galon polikarbonat sebagai kemasan air

id BPOM,polemik galon polikarbonat,air kemasan

BPOM tak melarang galon polikarbonat sebagai kemasan air

Deputi Pengawasan Pangan Olahan BPOM Rita Endang. (ANTARA/HO-BPOM)

“Tentunya, produsen telah melakukan antisipasi itu. Memang tidak mudah mengendalikan batas jumlah kali guna-ulang di masyarakat itu. Karenanya, sebelum diedarkan ke masyarakat, kemasan itu juga sudah diuji oleh pihak-pihak terkait, baik itu oleh Kem
Kupang (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan tidak akan melarang penggunaan galon berbahan Polikarbonat (PC) untuk kemasan air dan mengalihkannya ke galon PET atau sekali pakai untuk menjaga agar perekonomian tetap berjalan dengan baik. 

"BPOM tidak melarang penggunaan galon PC dan juga tidak mengalihkannya menjadi PET. Kami juga tidak akan melakukan pelabelan BPA terhadap produk yang sudah benar-benar aman,” kata Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat (3/6).

Sebelumnya, para ahli pangan dan pakar kimia dari universitas ternama di Indonesia seperti IPB, UI dan ITB mengatakan bahwa air galon berbahan polikarbonat (PC) aman untuk dikosumsi. Produk tersebut juga sudah memiliki sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI). 
 
Guru Besar Bidang Keamanan Pangan & Gizi di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor Prof Ahmad Sulaeman mengatakan jika sudah memiliki sertifikat SNI, galon isi ulang berbahan polikarbonat itu sudah dijamin keamanannya. 

Senada dengan itu, Pakar Teknologi Produk Polimer/Plastik yang juga Kepala Laboratorium Green Polymer Technology Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Prof Mochamad Chalid yang mengatakan pada dasarnya kemasan galon berbahan PC secara disain material bahan bakunya relatif aman untuk air minum dengan jumlah kali guna-ulang tertentu.

Rancangan kemasan juga memperhatikan sifat-sifat fungsionalnya seperti migrasi BPA sebagai sisa bahan baku atau hasil degradasi dari polikarbonat pada kemasan tersebut.

“Tentunya, produsen telah melakukan antisipasi itu. Memang tidak mudah mengendalikan batas jumlah kali guna-ulang di masyarakat itu.  Karenanya, sebelum diedarkan ke masyarakat, kemasan itu juga sudah diuji oleh pihak-pihak terkait, baik itu oleh Kemenperin maupun BPOM,” ungkapnya.

Pakar kimia UI lainnya yang juga dosen di Departemen Kimia FMIPA Universitas Indonesia (UI) Dr Agustino Zulys juga mengatakan bahwa air galon PC itu aman untuk digunakan karena sudah memiliki sertifikat SNI.

"Pengujian kadar BPA pada air dalam kemasan isi ulang ini memang perlu dikonfirmasi dulu seberapa besar kadarnya, apakah sudah melampaui batas ambang atau tidak. Tapi, menurut saya, kalau sudah ber-SNI seharusnya produknya sudah aman," katanya.

Pakar polimer dari ITB DR Ahmad Zainal juga memastikan air minum dalam kemasan (AMDK) galon guna ulang berbahan policarbonat (PC) yang mengandung unsur Bisfenol A (BPA) aman untuk dikonsumsi. 

Ia menerangkan bahwa antara BPA dan PC itu dua hal yang berbeda. Banyak orang salah mengartikan antara bahan kemasan plastik Polikarbonat dan BPA sebagai prekursor pembuatnya. 

Baca juga: Stakeholder ingatkan BPOM potensi masalah baru akibat wacana pelabelan BPA

Beberapa pihak, kata dia sering hanya melihat dari sisi BPA-nya saja yang disebutkan berbahaya bagi kesehatan tanpa memahami bahan bentukannya yaitu Polikarbonatnya yang aman jika digunakan untuk kemasan pangan.

BPA itu memang ada dalam proses untuk pembuatan plastik PC. Zainal mengibaratkannya seperti garam NaCl (Natrium Chlorida), dimana masyarakat bukan mau menggunakan Klor yang menjadi bahan pembentuk garam itu, tapi yang digunakan adalah NaCl yang tidak berbahaya jika dikonsumsi. 

"Jadi dalam memahami ini, masyarakat harus pandai mengerti agar tidak dibelokkan oleh informasi yang bisa menyesatkan dan merugikan," kata Zainal.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin juga menegaskan bahwa air kemasan galon guna ulang aman untuk digunakan, baik oleh anak-anak dan ibu hamil. 

Menurutnya, isu-isu seputar bahaya penggunaan air kemasan air guna ulang yang dihembuskan pihak-pihak tertentu adalah hoax.  

“(air kemasan galon guna ulang) Aman. Itu (isu bahaya air kemasan galon guna ulang) hoaks," katanya. 

Kementerian Perindustrian juga menegaskan sudah ada pengaturan yang cukup ketat menyangkut berbagai persyaratan terhadap air kemasan galon berbahan PC. 

Baca juga: Kemenperin: Labelisasi BPA pada galon berpotensi turunkan daya saing industri

Menurut Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin Edy Sutopo, untuk menjaga mutu dari air mineral dalam kemasan ini sudah ada aturan-aturan yang sangat ketat. 

Air mineral dalam kemasan ini, kata dia SNI-nya sudah diperlakukan secara wajib dan diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 26 tahun 2019 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami dan Air Minum Embun Secara Wajib.

"Jadi, untuk air mineral dalam kemasan ini, SNI berlaku secara wajib dan diawasi secara ketat oleh pemerintah atau pihak terkait seperti Kemenperin, BPOM, dan Kementerian Perdagangan," katanya.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan belum ada bukti air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker. 

Menurutnya, 90-95 persen kanker itu dari lingkungan. “Kebanyakan karena paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Jadi belum ada penelitian aii galon itu menyebabkan kanker,” ujarnya. 

Dokter spesialis kandungan Dr M Alamsyah Aziz ang juga Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), juga mengatakan sampai saat ini dirinya tidak pernah menemukan adanya gangguan terhadap janin karena ibunya meminum air galon. 

Karena itu ia juga menyarankan para ibu hamil agar tidak khawatir menggunakan kemasan AMDK galon guna ulang ini.  karena aman sekali dan tidak berbahaya terhadap ibu maupun pada janinnya.