BI sosialisasikan keaslian rupiah di Pulau Kesui

id BI

BI sosialisasikan keaslian rupiah di Pulau Kesui

Seorang staf Bank Indonesia (BI) menghitung uang lusuh saat digelarnya Ekspedisi Kas Keliling pulau terluar, terdepan dan tertinggal (3T) di desa Tamher Timur, Pulau Kesui, Maluku, Jumat (2/11/2018). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)

Bank Indonesia (BI) melakukan sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada warga Desa Tamher Timur di Pulau Kesui, salah satu pulau terluar, terdepan dan tertinggal (3T) di Kabupaten Seram Timur, Provinsi Maluku.
Pulau Kesui, Maluku (AntaraNews NTT) - Bank Indonesia (BI) melakukan sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada warga Desa Tamher Timur di Pulau Kesui, salah satu pulau terluar, terdepan dan tertinggal (3T) di Kabupaten Seram Timur, Provinsi Maluku, Jumat (2/11).

Ketua Tim Ekspedisi Kas Keliling Pulau-Pulau 3T, Bonaryadi kepada Antara di Pulau Kesui, Jumat (2/11), mengatakan bahwa sosialisasi tersebut dilaksanakan agar warga di pulau 3T juga tahu dan mengerti soal Rupiah.

"Kami yakin banyak yang belum tahu dan mengenal betul Rupiah, khususnya di daerah 3T ini, oleh karena itu kami melakukannya," katanya.

Desa Tamher adalah salah satu desa di Pulau Kesui yang terletak di ujung timur Pulau Seram. Jarak tempuh dari kota Ambon menuju pulau tersebut kurang lebih 17 jam, dengan jarak kurang lebih 127 mil.

Desa Tahmer juga tidak memiliki akses jaringan internet. Jaringan Telkomsel di daerah itu hanya bisa digunakan untuk menelpon, sementara jaringan internet tidak bisa.

Sosialisasi ciri keaslian uang tersebut, kata dia, juga dilakukan untuk mencegah terjadinya peredaran uang palsu di pulau-pulau 3T seperti di Pulau Kesui yang sangat jauh dari wilayah perkotaan.

"Selain memberikan pemahaman kepada masyarakat dan anak-anak tentang uang rupiah, kegiatan ini juga bertujuan untuk mencegah penyebaran uang palsu di pulau-pulau 3T," tuturnya.
Pegawai Bank Indonesia (BI) membantu warga yang menukarkan uang lusuh saat digelarnya Ekspedisi Kas Keliling Pulau terluar, terdepan dan tertinggal (3T) di desa Tamher Timur, Pulau Kesui, Maluku, Jumat (2/11/2018). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)
Masyarakat dan para pelajar, sebagaimana disaksikan Antara, tampak antusias mengikuti sosialisasi tersebut yang dibawakan oleh Koordinator Sosialisasi dari Departemen Peredaaran Uang (DPU) BanK Indonesia Jakarta, Gerhad Revelino.

Dalam sosialisasi itu, ia menyampaikan bagaimana mengetahui ciri keaslian uang yang bisa dilakukan dengan cara dilihat, diraba dan diterawang (3D). Uang yang dicetak juga ditemukan adanya kode bagi tuna netra berupa pasangan garis di sisi kanan dan kiri uang yang akan terasa kasar bila diraba.

Bebarapa warga yang ikut dalam sosialisasi itu mengaku baru pertama kali mengetahui bagaimana cara membedakan mana uang asli dan palsu. 

"Ini pertama kali saya mengikuti sosialisasi ciri keaslian uang. Dan ini pertama kali juga saya dapat pelajaran berharga soal ciri keaslian rupiah," kata Syarif M dan mengharapkan BI dapat melakukan sosialisasi lagi kepada anak-anak muda di pulau itu agar mereka juga tahu tentang uang rupiah.

Selain melakukan sosialisasi tentang keaslian uang rupiah, tim ekspedisi juga menggelar penukaran uang lusuh di desa tersebut sebanyak Rp140 juta dari Rp500 juta yang disiapkan, mulai  dari pukul 08.00 WIT hingga pukul 12.00 WIT.
Koordinator Sosialisasi Ciri Keaslian Rupiah dari Departemen Pengedaran Uang (DPU) BI Jakarta Gerhad Revelino saat menunjukkan ciri keaslian Rupiah kepada masyarakat di desa Tamher Timur, Pulau Kesui, Provinsi Maluku, Jumat (2/11). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)