Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, (24/11/2022) pagi, menguat seiring sinyal melambatnya kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).

IHSG dibuka menguat 22,6 poin atau 0,32 persen ke posisi 7.076,72. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,79 poin atau 0,48 persen ke posisi 1.003,29.

"Di tengah menguatnya bursa global karena risalah The Fed yang akan menaikkan suku bunga lebih kecil di Desember, IHSG pada hari ini berpeluang menguat pada kisaran 6.986-7.135," tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

Bursa ekuitas Wall Street Rabu (23/11), ditutup naik setelah risalah pertemuan The Federal Reserve yang menunjukkan kenaikan suku bunga mungkin akan segera melambat.

Dow Jones Industrial Average naik 0,28 persen menjadi 34.194,06, S&P 500 menguat 0,59 persen menjadi 4.027,26, dan Nasdaq Composite meningkat 0,99 persen menjadi 11.285,32.

Risalah dari pertemuan The Fed mengisyaratkan bahwa bank sentral melihat kemajuan dalam perjuangannya melawan inflasi yang tinggi dan ingin memperkecil laju kenaikan suku bunganya pada akhir tahun ini.

Sebelumnya pada November, bank sentral menyetujui kenaikan 75 basis poin (bps) keempat berturut-turut. Sebagian besar ekonom memperkirakan kenaikan suku bunga yang lebih kecil, yaitu sebesar 50 bps pada Desember.

Sementara itu, jumlah warga Amerika Serikat yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik menjadi 240.000 klaim, lebih tinggi dari ekspektasi ekonom yang memperkirakan sebesar 225.000 klaim. Angka tersebut menandakan bahwa pasar tenaga kerja AS mungkin melemah.

Dari data, PMI Manufaktur Global S&P AS turun menjadi 47,6 pada November 2022, dari 50,4 pada Oktober, jauh di bawah perkiraan 50.

Data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur AS mengalami kontraksi di mana terjadi penurunan dalam output, dan penurunan tajam dalam pesanan baru, karena kondisi permintaan terhalang oleh inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Dari Eropa, bursa ekuitas Eropa ditutup menguat pada Rabu (23/11) karena investor mencerna data ekonomi Zona Euro, serta menunggu risalah pertemuan terbaru The Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa (ECB), untuk petunjuk tentang kenaikan suku bunga pada masa mendatang.

Dari data, PMI Manufaktur Zona Euro meningkat menjadi 47,3 pada November 2022 dari bulan sebelumnya 46,4. Data tersebut menunjukkan, membaiknya situasi pasokan di Zona Euro, walaupun masih menunjukkan kontraksi pada aktivitas manufakturnya.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 340,41 atau 1,21 persen ke 28.456,15 indeks Hang Seng naik 116,33 atau 0,66 persen ke 17.640,14, indeks Shanghai meningkat 6,12 poin atau 0,2 persen ke 3.103,03, dan indeks Straits Times menguat 2,95 poin atau 0,09 persen ke 3.258,94.

"Di sebuah Kabupaten, para non-ASN bidang pendidikan yang sudah lama bekerja, data mereka tidak diperbaharui Badan Kepegawaian Daerah (BKD), tidak tahu apa alasannya," ujarnya.

Selain itu menurut dia ada kasus tenaga honorer kategori K2, yaitu yang bersangkutan sudah bekerja lama, namun justru diberhentikan ketika menjabat.

Dia mengaku prihatin terhadap kasus-kasus serupa yang terjadi di beberapa daerah sehingga KemenPAN-RB harus ikut memastikan proses pendataan agar berjalan dengan adil dan sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

"KemenPAN-RB diharapkan mempunyai perencanaan yang matang terkait nasib pegawai non-ASN ke depan yang lebih komprehensif. Jika dilakukan pengangkatan semua, tentu akan sangat sulit karena butuh anggaran negara yang sangat besar," katanya.

Dia juga berharap MenPAN-RB mempunyai obsesi dalam melakukan penataan dengan membuat desain yang lebih komprehensif. Guspardi menilai langkah apa yang harus diambil terkait non-ASN ke depan, harus ada kebijakan yang tegas dari pemerintah.


Baca juga: IHSG diproyeksikan bergerak datar

Baca juga: IHSG menguat di tengah kebimbangan arah suku bunga Bank Sentral AS



 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG menguat seiring sinyal melambatnya kenaikan suku bunga Fed

Pewarta : Citro Atmoko
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024