Kupang, NTT (ANTARA) - Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Timur (NTT) memfasilitasi edukasi informasi kerja bagi 150 pengelola Bursa Kerja Khusus (BKK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) guna memperluas peluang sektor formal di luar negeri.
“NTT merupakan salah satu kantong utama penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Karena itu, kegiatan edukasi ini sangat penting sebagai upaya mengubah arah penempatan tenaga kerja asal NTT menuju sektor formal yang lebih berkualitas dan berkelanjutan,” kata Kepala BP3MI NTT Suratmi Hamida di Kupang, Kamis.
Ia menjelaskan sebagian besar tenaga kerja migran dari NTT masih didominasi penempatan di sektor domestik informal, seperti asisten rumah tangga maupun pekerja perkebunan kelapa sawit, yang umumnya memiliki tingkat perlindungan rendah dan akses pengembangan kapasitas terbatas.
Menurut dia, NTT memiliki potensi besar tetapi belum sepenuhnya diarahkan ke sektor-sektor penempatan formal yang menjamin perlindungan, kepastian hukum, dan peluang karir lebih baik.
Suratmi mengharapkan melalui kegiatan tersebut para pengelola BKK di SMK dapat memahami secara menyeluruh skema penempatan nonpemerintah melalui pemberi kerja berbadan hukum yang resmi dan telah diverifikasi sesuai peraturan perundang-undangan.
“BKK harus menjadi pusat informasi awal yang kredibel sekaligus menjadi mitra strategis dalam membekali lulusan SMK dengan akses dan informasi yang benar tentang dunia kerja, termasuk peluang kerja ke luar negeri yang legal dan terlindungi,” tegasnya.
BP3MI NTT, lanjut dia, siap mendukung dan mengawal pelaksanaan skema penempatan tersebut di lapangan demi membangun fondasi kokoh bagi masa depan generasi muda NTT.
Sementara itu, Ferdinand Nababan dari Direktorat Penempatan Nonpemerintah pada Pemberi Kerja Berbadan Hukum Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia mengharapkan agar informasi yang disampaikan kepada pengelola BKK dapat diteruskan kepada siswa di sekolah masing-masing.
“Dengan melihat adanya peluang penempatan kerja ke luar negeri yang berkualitas dan aman, harapannya akan mereka sosialisasikan kepada siswa,” kata dia.
Ia juga berharap agar forum tersebut menjadi wadah bagi kepala BKK, dinas terkait, dan BP3MI untuk bersama membahas tantangan dan potensi tenaga kerja NTT agar mampu bersaing di sektor formal di luar negeri.

