Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat menekankan pentingnya memperkuat langkah 4K yaitu ketersediaan stok, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi yang efektif untuk mengendalikan laju inflasi di provinsi itu.
"Semua stakeholders terkait perlu terus bersama mengendalikan angka inflasi agar kembali ke level sasaran melalui langkah atau pendekatan 4K," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis, (8/12/2022).
Ia mengatakan tekanan inflasi di NTT yang mencapai 7,37 persen pada Oktober 2022 dapat ditekan ke level sasaran 3 plus minus 1 melalui kolaborasi berbagai elemen masyarakat.
"Kerja-kerja kolaborasi, sinergi, dan inovasi harus terus kita lakukan untuk memperkuat ketahanan dan kebangkitan menuju NTT maju," katanya.
Laiskodat mengatakan upaya mengendalikan inflasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi di NTT perlu dilakukan dengan cara-cara extra ordinary dengan loncatan, kecepatan, fleksibilitas, dan target yang tidak biasa.
Semua itu, kata dia sedang dan terus dilakukan bersama berbagai pihak terkait seperti pada Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS), pembinaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), yang secara umum untuk mendorong pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: BI optimistis inflasi NTT 2023 turun di level sasaran
Ia menambahkan kondisi perekonomian di NTT pada 2022 terus menunjukkan tren pemulihan dana akan terus berlanjut hingga 2023 mendatang dengan perkiraan tumbuh pada kisaran 4,31-5,11 persen.
"Sekalipun terjadi perubahan sebagai hasil kolaborasi dan sinergi dengan berbagai elemen, kita tetap menghadapi persoalan yang tidak ringan ke depan," katanya.
Baca juga: Jokowi minta kepala daerah perhatikan inflasi dari jam ke jam
Laiskodat menambahkan capaian pembangunan di daerah harus terus dipacu kembali seoptimal mungkin oleh semua elemen dan semua lini di level pemerintahan dengan cara kolaborasi, sinergi, dan kerja ekosistem untuk mendorong sektor-sektor unggulan daerah seperti kopi, kakao, jambu mete, rumput laut, ternak sapi, pariwisata dan lainnya, sembari terus mengendalikan dan mengembalikan angka inflasi ke level sasaran.
"Semua stakeholders terkait perlu terus bersama mengendalikan angka inflasi agar kembali ke level sasaran melalui langkah atau pendekatan 4K," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis, (8/12/2022).
Ia mengatakan tekanan inflasi di NTT yang mencapai 7,37 persen pada Oktober 2022 dapat ditekan ke level sasaran 3 plus minus 1 melalui kolaborasi berbagai elemen masyarakat.
"Kerja-kerja kolaborasi, sinergi, dan inovasi harus terus kita lakukan untuk memperkuat ketahanan dan kebangkitan menuju NTT maju," katanya.
Laiskodat mengatakan upaya mengendalikan inflasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi di NTT perlu dilakukan dengan cara-cara extra ordinary dengan loncatan, kecepatan, fleksibilitas, dan target yang tidak biasa.
Semua itu, kata dia sedang dan terus dilakukan bersama berbagai pihak terkait seperti pada Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS), pembinaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), yang secara umum untuk mendorong pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: BI optimistis inflasi NTT 2023 turun di level sasaran
Ia menambahkan kondisi perekonomian di NTT pada 2022 terus menunjukkan tren pemulihan dana akan terus berlanjut hingga 2023 mendatang dengan perkiraan tumbuh pada kisaran 4,31-5,11 persen.
"Sekalipun terjadi perubahan sebagai hasil kolaborasi dan sinergi dengan berbagai elemen, kita tetap menghadapi persoalan yang tidak ringan ke depan," katanya.
Baca juga: Jokowi minta kepala daerah perhatikan inflasi dari jam ke jam
Laiskodat menambahkan capaian pembangunan di daerah harus terus dipacu kembali seoptimal mungkin oleh semua elemen dan semua lini di level pemerintahan dengan cara kolaborasi, sinergi, dan kerja ekosistem untuk mendorong sektor-sektor unggulan daerah seperti kopi, kakao, jambu mete, rumput laut, ternak sapi, pariwisata dan lainnya, sembari terus mengendalikan dan mengembalikan angka inflasi ke level sasaran.