Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, mengingatkan warga tidak membeli ternak, daging, dan produk olahan babi seperti se'i dari wilayah yang belum diketahui status kesehatan ternak guna mencegah virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.
"Kami berharap masyarakat Kabupaten Manggarai Timur untuk sementara ini tidak membeli ternak babi dan produk olahan seperti se'i babi maupun sosis daging babi dan pentolan daging babi guna mengantisipasi penyakit babi ASF yang sedang terjadi di beberapa daerah di pulau Flores," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai Timur Maximus Jujur Nohos saat dihubungi dari Kupang, Rabu, (18/1/2023).
Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur melalui Dinas Peternakan telah menerbitkan surat imbauan kepada warga daerah itu dengan nomor Disnask.524/49/I/2023 tanggal 18 Januari 2023.
Menurut Maximus Jujur Nohos pencegahan masuknya virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika dengan tidak membuang bangkai babi mati ke sungai atau laut maupun tempat terbuka.
"Apabila ada ternak babi yang sakit atau mati mendadak untuk segera melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan maupun petugas kesehatan hewan setempat sehingga bisa dilakukan upaya penanganan dengan cepat," kata Maximus Jujur Nohos.
Dia juga mengingatkan warga setempat untuk tidak memotong atau menjual daging babi yang sakit kepada masyarakat umum karena dapat menyebarkan penyakit.
Dia juga mengatakan para peternak babi untuk tidak memberikan makanan babi dari sisa-sisa makanan atau limbah bekas cucian daging babi karena hal itu juga dapat menyebarkan penyakit.
"Para peternak babi agar memberikan pakan bernutrisi dan vitamin secara rutin untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak babi sehingga bisa terhindari dari paparan virus ASF," tegasnya.
Baca juga: Karantina Ende imbau warga antisipasi penyebaran ASF
Baca juga: Nagekeo perketat pengawasan lalu lintas ternak cegah ASF
"Kami berharap masyarakat Kabupaten Manggarai Timur untuk sementara ini tidak membeli ternak babi dan produk olahan seperti se'i babi maupun sosis daging babi dan pentolan daging babi guna mengantisipasi penyakit babi ASF yang sedang terjadi di beberapa daerah di pulau Flores," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai Timur Maximus Jujur Nohos saat dihubungi dari Kupang, Rabu, (18/1/2023).
Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur melalui Dinas Peternakan telah menerbitkan surat imbauan kepada warga daerah itu dengan nomor Disnask.524/49/I/2023 tanggal 18 Januari 2023.
Menurut Maximus Jujur Nohos pencegahan masuknya virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika dengan tidak membuang bangkai babi mati ke sungai atau laut maupun tempat terbuka.
"Apabila ada ternak babi yang sakit atau mati mendadak untuk segera melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan maupun petugas kesehatan hewan setempat sehingga bisa dilakukan upaya penanganan dengan cepat," kata Maximus Jujur Nohos.
Dia juga mengingatkan warga setempat untuk tidak memotong atau menjual daging babi yang sakit kepada masyarakat umum karena dapat menyebarkan penyakit.
Dia juga mengatakan para peternak babi untuk tidak memberikan makanan babi dari sisa-sisa makanan atau limbah bekas cucian daging babi karena hal itu juga dapat menyebarkan penyakit.
"Para peternak babi agar memberikan pakan bernutrisi dan vitamin secara rutin untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak babi sehingga bisa terhindari dari paparan virus ASF," tegasnya.
Baca juga: Karantina Ende imbau warga antisipasi penyebaran ASF
Baca juga: Nagekeo perketat pengawasan lalu lintas ternak cegah ASF