Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 1,60 dolar AS atau 0,09 persen menjadi ditutup pada 1.850,20 dolar AS per ounce, Untuk minggu ini, kontrak berjangka turun 1,3 persen, kerugian mingguan ketiga berturut-turut.
Emas berjangka terangkat 6,50 dolar AS atau 0,35 persen menjadi 1.851,80 dolar AS pada Kamis (16/3/2023), setelah anjlok 20,10 dolar AS atau 1,08 persen menjadi 1.845,30 dolar AS pada Rabu (15/2/2023), dan terdongkrak 1,90 dolar AS atau 0,10 persen menjadi 1.865,40 dolar AS pada Selasa (14/2/2023).
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (17/2/2023) bahwa harga impor AS turun 0,2 persen pada Januari setelah turun tipis 0,1 persen yang direvisi pada Desember, semakin meredam emas.
"Kita perlu melanjutkan kenaikan suku bunga sampai kita melihat lebih banyak kemajuan," kata Gubernur Fed Michelle Bowman, Jumat (17/2/2023). “Inflasi masih terlalu tinggi. Tebakan Anda sama bagusnya dengan tebakan saya tentang apa yang terjadi selanjutnya dalam perekonomian."
Presiden Fed Richmond, Tom Barkin sependapat, mengatakan pengendalian inflasi akan membutuhkan lebih banyak kenaikan suku bunga. "Berapa banyak, kita harus lihat," tambahnya. "Saya menyukai jalur 25 basis poin karena saya yakin ini memberi kami fleksibilitas untuk merespons ekonomi."
Namun, kerentanan emas terhadap penurunan lebih lanjut akan dibatasi, karena bank-bank sentral tampaknya siap untuk meningkatkan kepemilikan emas mereka, kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA. “Risiko resesi global kembali dan itu akan mengarah pada beberapa aliran safe-haven untuk emas. “
Baca juga: Emas menguat karena dolar melemah
Baca juga: Emas hentikan kerugian tiga hari
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas tergelincir tertekan ekspektasi lebih banyak kenaikan suku bunga