Kupang (ANTARA News NTT) - Tim Valuasi menemukan karang di wilayah perairan laut Suaka Alam Perairan (SAP) Selat Pantar dan laut sekitarnya mengalami kerusakan parah akibat kandasnya kapal tanker Ocean Princess di perairan pesisir Desa Aemoli, Kabupaten Alor.
"Hasil investigasi sementara menunjukkan ada 185.279 meter persegi karang di wilayah perairan laut SAP Selat Pantar dan laut sekitarnya mengalami kerusakan," kata Ketua Tim Valuasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT, Saleh Goro kepada Antara di Kupang, Senin (14/1).
Kapal tanker Ocean Princess dilaporkan karam di pesisir kepulauan Alor, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, saat dalam pelayaran dari Dili, Timor Leste, menuju Singapura.
Kapal tersebut membawa bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dari Dili, Timor Leste, dengan tujuan Singapura. Kapal yang dinahkodai Kapten Ahira Sroyer itu disertai 18 anak buah kapal (ABK). Kapal tersebut diketahui terdampar pada Jumat (28/12).
Kapal berbendera Cook Island (Kepulauan Cook) itu karam pada titik koordinat 0810`944" Lintang Selatan (LS), dan 12425`53T" Bujur Timur (BT) di wilayah perairan laut sekitar Desa Aemoli.
Saleh Goro mengatakan, selain itu, terdapat sekitar 28 spot karang yang hancur serta satu hamparan dengan ukuran 163x73 cm karang yang tidak bisa dikenali.
"Ada 28 spot karang yang hancur, terdiri dari 19 spot karang massve (padat) dan tujuh spot karang bercabang," katanya dan menjelaskan karang massve ini, masa pertumbuhannya 1-2 cm per tahun, katanya menambahkan.
Hasil investigasi lain adalah koloni karang yang rusa berdiameter 10-130 cm. "Ini hasil investigasi sementara. Kami belum menghitung besar kerugiannya, karena tim diundang ke Jakarta untuk melakukan pertemuan di Kementerian KKP," katanya.
Baca juga: DKP NTT investigasi kerusakan terumbu karang akibat kapal karam
Baca juga: Kapal tanker Ocean Princess karam di pesisir kepulauan Alor
"Hasil investigasi sementara menunjukkan ada 185.279 meter persegi karang di wilayah perairan laut SAP Selat Pantar dan laut sekitarnya mengalami kerusakan," kata Ketua Tim Valuasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT, Saleh Goro kepada Antara di Kupang, Senin (14/1).
Kapal tanker Ocean Princess dilaporkan karam di pesisir kepulauan Alor, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, saat dalam pelayaran dari Dili, Timor Leste, menuju Singapura.
Kapal tersebut membawa bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dari Dili, Timor Leste, dengan tujuan Singapura. Kapal yang dinahkodai Kapten Ahira Sroyer itu disertai 18 anak buah kapal (ABK). Kapal tersebut diketahui terdampar pada Jumat (28/12).
Kapal berbendera Cook Island (Kepulauan Cook) itu karam pada titik koordinat 0810`944" Lintang Selatan (LS), dan 12425`53T" Bujur Timur (BT) di wilayah perairan laut sekitar Desa Aemoli.
Saleh Goro mengatakan, selain itu, terdapat sekitar 28 spot karang yang hancur serta satu hamparan dengan ukuran 163x73 cm karang yang tidak bisa dikenali.
"Ada 28 spot karang yang hancur, terdiri dari 19 spot karang massve (padat) dan tujuh spot karang bercabang," katanya dan menjelaskan karang massve ini, masa pertumbuhannya 1-2 cm per tahun, katanya menambahkan.
Hasil investigasi lain adalah koloni karang yang rusa berdiameter 10-130 cm. "Ini hasil investigasi sementara. Kami belum menghitung besar kerugiannya, karena tim diundang ke Jakarta untuk melakukan pertemuan di Kementerian KKP," katanya.
Baca juga: DKP NTT investigasi kerusakan terumbu karang akibat kapal karam
Baca juga: Kapal tanker Ocean Princess karam di pesisir kepulauan Alor