Kupang (ANTARA) - Para nelayan di Oesapa Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak melaut akibat terjadinya cuaca buruk dan gelombang laut tinggi serta angin kencang di wilayah perairan laut Timor.
"Kami sudah dua hari tidak turun melaut karena kondisi cuaca sangat buruk sebagai dampak bibit siklon 98 S yang terjadi di wilayah perairan laut Timor," kata Udin salah seorang nelayan di Kelurahan Oesapa, Senin, (10/4/2023).
Ia menjelaskan perahu-perahu nelayan tidak bisa berlayar karena gelombang laut di perairan teluk Kupang juga cukup besar sehingga sangat membahayakan keselamatan para nelayan.
Menurut dia, para nelayan akan turun lagi mencari ikan di laut apabila kondisi cuaca semakin cerah dalam beberapa hari mendatang.
"Mudah-mudahan badai siklon tropis 98S yang memicu cuaca ekstrem di NTT terutama di Kota Kupang bisa segera berlalu sehingga tidak terjadi gelombang tinggi dan angin kencang serta hujan lebat di perairan Kupang," kata Udin.
Dia menambahkan sejumlah kapal penangkap ikan dengan bobot 2 ton ke atas masih ada yang turun melaut untuk mencari ikan namun hasil tangkapan ikan sangat terbatas akibat gelombang tinggi.
Sementara itu kegiatan penjualan ikan segar yang selalu ramai dilakukan para pedagang ikan di pasar Oesapa terlihat sepi pada Senin (10/4) siang hanya lebih dari lima pedagang ikan yang menjual ikan di tempat tersebut.
"Pasokan ikan dari para nelayan juga sedikit karena banyak nelayan yang tidak bisa melaut karena cuaca buruk. Gelombang laut di perairan Kupang cukup keras sehingga membahayakan para nelayan sehingga ikan yang dijual juga terbatas," kata Okto salah seorang pedagang ikan setempat.
Penjabat Wali Kota Kupang, George Melkianus Hadjoh secara terpisah mengatakan dalam kondisi cuaca buruk seperti yang terjadi saat ini sebagai dampak tidak langsung dari adanya bibit siklon tropis 98S dibutuhkan kewaspadaan semua warga termasuk para nelayan.
"Apabila kondisi cuaca tidak memungkinkan agar jangan memaksakan diri turun mencari ikan di laut karena gelombang sangat tinggi," kata George Melkianus Hadjoh.
Baca juga: Banjir rob berpeluang landa empat pulau di NTT, menurut BMKG
Baca juga: ASDP batalkan Ferry rute Larantuka-Kupang demi keselamatan
"Kami sudah dua hari tidak turun melaut karena kondisi cuaca sangat buruk sebagai dampak bibit siklon 98 S yang terjadi di wilayah perairan laut Timor," kata Udin salah seorang nelayan di Kelurahan Oesapa, Senin, (10/4/2023).
Ia menjelaskan perahu-perahu nelayan tidak bisa berlayar karena gelombang laut di perairan teluk Kupang juga cukup besar sehingga sangat membahayakan keselamatan para nelayan.
Menurut dia, para nelayan akan turun lagi mencari ikan di laut apabila kondisi cuaca semakin cerah dalam beberapa hari mendatang.
"Mudah-mudahan badai siklon tropis 98S yang memicu cuaca ekstrem di NTT terutama di Kota Kupang bisa segera berlalu sehingga tidak terjadi gelombang tinggi dan angin kencang serta hujan lebat di perairan Kupang," kata Udin.
Dia menambahkan sejumlah kapal penangkap ikan dengan bobot 2 ton ke atas masih ada yang turun melaut untuk mencari ikan namun hasil tangkapan ikan sangat terbatas akibat gelombang tinggi.
Sementara itu kegiatan penjualan ikan segar yang selalu ramai dilakukan para pedagang ikan di pasar Oesapa terlihat sepi pada Senin (10/4) siang hanya lebih dari lima pedagang ikan yang menjual ikan di tempat tersebut.
"Pasokan ikan dari para nelayan juga sedikit karena banyak nelayan yang tidak bisa melaut karena cuaca buruk. Gelombang laut di perairan Kupang cukup keras sehingga membahayakan para nelayan sehingga ikan yang dijual juga terbatas," kata Okto salah seorang pedagang ikan setempat.
Penjabat Wali Kota Kupang, George Melkianus Hadjoh secara terpisah mengatakan dalam kondisi cuaca buruk seperti yang terjadi saat ini sebagai dampak tidak langsung dari adanya bibit siklon tropis 98S dibutuhkan kewaspadaan semua warga termasuk para nelayan.
"Apabila kondisi cuaca tidak memungkinkan agar jangan memaksakan diri turun mencari ikan di laut karena gelombang sangat tinggi," kata George Melkianus Hadjoh.
Baca juga: Banjir rob berpeluang landa empat pulau di NTT, menurut BMKG
Baca juga: ASDP batalkan Ferry rute Larantuka-Kupang demi keselamatan