Jakarta (ANTARA) -
Gaung penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN atau ASEAN Summit menyita perhatian masyarakat luas.  Perhelatan yang diselenggarakan pada 9-11 Mei 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu tidak hanya menyita perhatian masyarakat Indonesia, akan tetapi juga dunia.
 
Indonesia yang sukses menjalankan tugas Presidensi KTT G20 di Bali pada 2022 dengan menghasilkan sejumlah proyek strategis, kembali dipercaya menjadi tuan rumah sekaligus memegang keketuaan organisasi geopolitik dan ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
 
Sebuah kebanggaan tersendiri ketika konferensi internasional bertema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” digelar di Tanah Air.  Makna tema KTT ini adalah ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia, baik berperan sentral sebagai motor perdamaian maupun kesejahteraan kawasan. Selain itu, ingin menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia.
 
Konferensi dihadiri delapan pemimpin negara anggota ini menghasilkan sejumlah kesepakatan, mulai dari perlindungan pekerja migran dan tindakan tegas terhadap perdagangan manusia, tidak menoleransi pencederaan terhadap nilai kemanusiaan terkait konflik Myanmar serta mendorong kesatuan ASEAN.
 
Kesepakatan lainnya,  turut menguatkan kerja sama ekonomi di antaranya sektor ekosistem mobil listrik, memperkuat implementasi mata uang lokal dan meningkatkan konektivitas pembayaran digital antarnegara.
 
Sebagai tuan rumah KTT, Indonesia mampu menyuguhkan yang terbaik untuk para tamu kehormatan. Selain menyajikan jamuan berupa kuliner andalan khas berbagai daerah Nusantara yang juga digagas Presiden Joko Widodo konsep menu sajiannya, Presiden turut mengajak para pemimpin ASEAN menikmati matahari tenggelam dari atas kapal pinisi di perairan Labuan Bajo.
 
Senyum mengembang nampak dari wajah-wajah para pemimpin negeri. Sambil melepas penat sejenak selepas rangkaian acara sidang pleno (10/5), para pemimpin negeri duduk melingkar di atas geladak kapal pinisi. Mereka bercengkerama, menikmati hembusan angin laut dan suara deburan ombak dalam dekapan langit senja yang indah. 
 
Suasana sore yang cerah itu pun menjadi momentum untuk memasarkan wisata alam Labuan Bajo.  Labuan Bajo memang menawarkan pengalaman mengagumkan bagi pengunjungnya. Wisatawan dapat menikmati keindahan ‘secuil surga  di Bumi’ yakni Pulau Padar yang merupakan habitat hewan purba komodo. Panorama berikutnya,  Desa Wisata Wae Rebo dengan rumah adat unik, Sawah Lingko yang menyajikan keindahan sawah berbentuk seperti sarang laba-laba.
 
Tak cukup itu, ada Pulau Kelor yang masih alami dengan pulau kecil berpasir putih, Pantai Pink yang tersohor dengan warna unik pasir pantainya, serta sejumlah objek yang juga sangat menawan.
 
Dampak positif

Pascapenyelenggaraan KTT ASEAN, masyarakat sekitar turut merasakan dampak positif di daerah pariwisata super prioritas (DSP) itu, salah satunya adalah pelaku jasa transportasi di Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
 
“Kegiatan ini sangat mendongkrak perekonomian para driver pariwisata Labuan Bajo dan Flores umumnya karena hampir 95 persen anggota Awstar terlibat dan ikut ambil bagian, ini sangat membantu kami," kata Ketua Umum Asosiasi Angkutan Wisata Darat (Awstar) Labuan Bajo John Dacosta.
 
Dalam kegiatan itu, para pelaku jasa transportasi telah melayani para pejabat negara seperti menteri, lalu para petinggi instansi pengamanan, panitia, dan tim media. Mereka terlibat sejak tanggal 26 April sampai 14 Mei 2023.
 
Pemasukan yang dikantongi pun mencapai Rp15 juta hanya dalam beberapa hari, sementara pada hari biasa mencapai Rp10 juta dalam sebulan.
 
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Labuan Bajo meningkat hingga 30 persen.
 
“Target untuk 1,1 juta per tahun wisatawan mancanegara untuk Labuan Bajo dengan bandara baru dan interkoneksi lebih baik. Dengan adanya event ini harapannya sih bisa naik 20-30 persen pada musim puncak April-Mei-Juni 2023,” ujarnya.
 
Meski menargetkan peningkatan kunjungan wisatawan, Labuan Bajo diakui masih memiliki keterbatasan. Contohnya, Taman Nasional Komodo yang menerapkan pembatasan hanya untuk 200.000 wisatawan demi menjaga keberlanjutan dan kualitas.
 
Perputaran ekonomi pada KTT ke-42 ini,  diperkirakan para delegasi menghabiskan dana lebih dari Rp2 juta per pax. Sedangkan melihat animo wisata yang tinggi diproyeksikan terdapat peningkatan pengeluaran sebesar 20-25 persen per pax.  Per pax adalah istilah yang biasa digunakan dalam industri perjalanan dan perhotelan untuk merujuk pada harga atau biaya layanan atau produk per orang. 
 
Tak hanya sampai di situ, dampak positif bagi sektor pariwisata lainnya yakni sebanyak 87,6 persen delegasi yang menghadiri KTT menyatakan akan kembali mengunjungi Labuan Bajo. Selain itu, sebanyak 80 persen delegasi akan merekomendasikan Labuan Bajo sebagai lokasi wisata dan 64 responden menilai penyelenggaraan KTT ASEAN cukup baik.
 
Survei yang dilakukan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPLOBF) ini dilakukan dengan pengambilan sampel sebanyak 350 dari total 600 delegasi yang hadir.
 
Keindahan Labuan Bajo rupanya membuat para delegasi yang hadir terbuai hingga melanjutkan masa tinggal untuk berwisata, usai konferensi tersebut. Bahkan,  para delegasi menghabiskan waktu di Pantai Pink dan ke Pulau Rinca untuk melihat secara langsung hewan purba komodo di habitat asli.
 
Dalam perhelatan KTT ASEAN,,Kemenparekraf turut menghadirkan pula pesta rakyat sebagai melalui ekosistem ekonomi kreatif dan UMKM yang digelar pada 7-13 Mei 2023. Pesta rakyat itu berisi bazaar kuliner, pertunjukan musik dan budaya serta pertunjukan fesyen. Kegiatan bazaar menampilkan produk-produk unggulan seperti kopi, gula rebok, tenun dan sejumlah kerajinan tangan lainnya.

Peningkatan wisatawan itu, diharapkan terus terjadi pada waktu mendatang, sehingga target kunjungan wisman sebanyak 8,5 juta dan kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) 1,4 miliar dapat tercapai tahun ini.
 
Dari sisi akomodasi, pertemuan internasional ini turut berimbas pada tingkat okupansi hotel dan penginapan pendukung lainnya seperti homestay, kamar kos hingga hotel apung (live on board/LOB) penuh atau mencapai 100 persen.

Baca juga: Artikel - Kementerian BUMN angkat produk UMKM lewat "side event" KTT Ke-42 ASEAN
 
Dengan digelarnya konferensi dua tahunan ini, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPLOBF), Shana Fatina, menuturkan bahwa terdapat 10 hotel dengan fasilitas ballroom dan ruang rapat yang akan dibangun di Labuan Bajo. Dengan demikian, akan menambah jumlah kamar hingga dua ribu sebagai kebutuhan minimal untuk mendukung aktivitas MICE (Meetings, Incentives, Conventions, Exhibitions).


Baca juga: KTT Ke-42 ASEAN dan berkah bagi masyarakat Labuan Bajo

KTT ke-42  ASEAN memang telah usai digelar, namun kemasan kegiatan internasional yang dinilai mengesankan tersebut tampaknya mampu membuka peluang bisnis pariwisata Indonesia lebih luas. Kekayaan khazanah pariwisata Nusantara semakin dikenal masyarakat dunia.



 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Geliat sektor pariwisata di Labuan Bajo usai KTT ke-42 ASEAN

Pewarta : Sinta Ambarwati
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024