Labuan Bajo (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur berkomitmen untuk mengalirkan listrik ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Pulau Sumba, meski berbagai tantangan dihadapi oleh para personel di lapangan.
"Membangun jaringan tenaga listrik di daerah 3T penuh dengan tantangan karena medan yang berat dan infrastruktur yang belum memadai sehingga diperlukan tekad lebih untuk menyelesaikannya," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT I Gede Agung Sindu Putra dari Kupang, Jumat, (4/8/2023).
Salah satu daerah yang cukup menantang untuk dialiri listrik adalah Pulau Sumba.
Kondisi geografis Pulau Sumba yang merupakan wilayah perbukitan dengan kontur tanah yang didominasi batu karang serta cuaca yang cenderung panas menjadi tantangan tersendiri bagi para personel dari PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Sumba.
Seorang personel PLN bernama Febriari Fajar Darmayana Putra (25) menjelaskan proses pembangunan jaringan listrik desa dimulai dari melakukan survei desa yang belum dialiri listrik, serta memastikan lokasi, fasilitas umum, dan batas-batas pemukiman warga di desa tersebut.
Selanjutnya personel bersama tim melakukan pematokan untuk menentukan titik konstruksi yang akan dipasang, menerbitkan kontrak sesuai kebutuhan, lalu bersama mitra mulai melakukan pekerjaan dari pengangkutan material, penggalian lubang tiang, penanaman tiang, pemasangan aksesoris jaringan tegangan menengah, jaringan tegangan rendah, gardu, sampai penarikan konduktor.
Setelah semua selesai dibangun, katanya, dilakukan commissioning test untuk memastikan jaringan tersebut aman dioperasikan.
Jika aman, jaringan tersebut dapat diaktifkan dan masyarakat dapat melakukan penyambungan.
Namun, untuk menjalankan tahapan itu, para personel sering mengalami berbagai tantangan, seperti kondisi geografis termasuk terjebak di dalam lumpur hingga berjam-jam.
Para personel PLN UP2K Sumba pun mencari segala cara untuk mengatasi berbagai tantangan yang mereka temui selama menjalankan tugas itu agar tugas dapat selesai sesuai target yang ditentukan.
Semua tantangan tersebut, katanya menjadi semangat untuk terus mengingatkan mereka akan komitmen mengalirkan listrik pada daerah-daerah terpencil.
Ia menyebut senyum dari masyarakat di rumah tempat mereka singgah atau rumah yang telah dialiri listrik menjadi semangat baru bagi mereka.
Para personel semakin optimistis bahwa segala pekerjaan untuk membantu masyarakat dapat terselesaikan meski tantangan berat sekali pun.
Baca juga: PLN menjaga alam lewat penanaman 1.000 mangrove di Ende
Sindu pun memberikan apresiasi kepada Fajar dan para personel di Sumba yang telah melakukan tugas dan kewajiban dengan penuh tanggung jawab.
Baca juga: PLN komitmen listriki 41 desa dan 56 dusun di NTT
"Dengan tekad yang kuat dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan, secara bertahap jaringan listrik dapat dibangun dan masyarakat segera dapat menikmati dan memanfaatkan tenaga listrik untuk kebutuhan sehari-hari," ungkap Sindu.
"Membangun jaringan tenaga listrik di daerah 3T penuh dengan tantangan karena medan yang berat dan infrastruktur yang belum memadai sehingga diperlukan tekad lebih untuk menyelesaikannya," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT I Gede Agung Sindu Putra dari Kupang, Jumat, (4/8/2023).
Salah satu daerah yang cukup menantang untuk dialiri listrik adalah Pulau Sumba.
Kondisi geografis Pulau Sumba yang merupakan wilayah perbukitan dengan kontur tanah yang didominasi batu karang serta cuaca yang cenderung panas menjadi tantangan tersendiri bagi para personel dari PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Sumba.
Seorang personel PLN bernama Febriari Fajar Darmayana Putra (25) menjelaskan proses pembangunan jaringan listrik desa dimulai dari melakukan survei desa yang belum dialiri listrik, serta memastikan lokasi, fasilitas umum, dan batas-batas pemukiman warga di desa tersebut.
Selanjutnya personel bersama tim melakukan pematokan untuk menentukan titik konstruksi yang akan dipasang, menerbitkan kontrak sesuai kebutuhan, lalu bersama mitra mulai melakukan pekerjaan dari pengangkutan material, penggalian lubang tiang, penanaman tiang, pemasangan aksesoris jaringan tegangan menengah, jaringan tegangan rendah, gardu, sampai penarikan konduktor.
Setelah semua selesai dibangun, katanya, dilakukan commissioning test untuk memastikan jaringan tersebut aman dioperasikan.
Jika aman, jaringan tersebut dapat diaktifkan dan masyarakat dapat melakukan penyambungan.
Namun, untuk menjalankan tahapan itu, para personel sering mengalami berbagai tantangan, seperti kondisi geografis termasuk terjebak di dalam lumpur hingga berjam-jam.
Para personel PLN UP2K Sumba pun mencari segala cara untuk mengatasi berbagai tantangan yang mereka temui selama menjalankan tugas itu agar tugas dapat selesai sesuai target yang ditentukan.
Semua tantangan tersebut, katanya menjadi semangat untuk terus mengingatkan mereka akan komitmen mengalirkan listrik pada daerah-daerah terpencil.
Ia menyebut senyum dari masyarakat di rumah tempat mereka singgah atau rumah yang telah dialiri listrik menjadi semangat baru bagi mereka.
Para personel semakin optimistis bahwa segala pekerjaan untuk membantu masyarakat dapat terselesaikan meski tantangan berat sekali pun.
Baca juga: PLN menjaga alam lewat penanaman 1.000 mangrove di Ende
Sindu pun memberikan apresiasi kepada Fajar dan para personel di Sumba yang telah melakukan tugas dan kewajiban dengan penuh tanggung jawab.
Baca juga: PLN komitmen listriki 41 desa dan 56 dusun di NTT
"Dengan tekad yang kuat dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan, secara bertahap jaringan listrik dapat dibangun dan masyarakat segera dapat menikmati dan memanfaatkan tenaga listrik untuk kebutuhan sehari-hari," ungkap Sindu.