Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengingatkan warga untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau, yang tahun ini lebih kering dari biasanya akibat fenomena El Nino.
"Kami imbau warga untuk tidak membakar lahan kering sembarangan," kata Kepala Pelaksana BPBD Sabu Raijua Javid Ndu Ufi dari Sabu Raijua, Jumat, (4/8/2023).
Dia meminta warga tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu kebakaran hutan dan lahan, seperti membuang puntung rokok sembarangan serta membakar sampah atau dedaunan kering tanpa mengawasinya sampai api benar-benar padam.
Ia mengatakan bahwa para camat dan kepala desa harus giat menyampaikan imbauan kepada warga untuk menjalankan langkah-langkah mitigasi kebakaran hutan dan lahan.
Javid mengatakan bahwa BPBD telah meningkatkan kesiapsiagaan untuk menangani kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau.
"Jika ada kebakaran, tim reaksi cepat BPBD Sabu Raijua siap menyuplai air ke pemadam kebakaran. Kami punya tangki dengan selang air yang panjang juga untuk memadamkan api," katanya.
BPBD Sabu Raijua, menurut dia, juga siap menyalurkan air bersih kepada warga yang mengajukan permintaan bantuan melalui pemerintah desa atau kelurahan.
Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke telah menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan dari Juli hingga Desember 2023.
Stasiun Klimatologi Kelas II Nusa Tenggara Timur telah menyampaikan peringatan dini perihal kemungkinan terjadi kekeringan di beberapa kecamatan di Kabupaten Sabu Raijua.
Baca juga: BPBD Sabu Raijua salurkan air bersih tangani kekeringan
Wilayah Kecamatan Hawu Mehara dinyatakan berstatus Waspada karena curah hujannya diprakirakan sangat rendah dengan hari tanpa hujan lebih dari 21 hari.
Baca juga: BPBD Sabu Raijua bagikan bendera sambut HUT Ke-78 RI
Sedangkan Kecamatan Raijua, Sabu Barat, dan Sabu Timur dinyatakan berstatus Siaga karena mengalami hari tanpa hujan lebih dari 31 hari.
"Kami imbau warga untuk tidak membakar lahan kering sembarangan," kata Kepala Pelaksana BPBD Sabu Raijua Javid Ndu Ufi dari Sabu Raijua, Jumat, (4/8/2023).
Dia meminta warga tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu kebakaran hutan dan lahan, seperti membuang puntung rokok sembarangan serta membakar sampah atau dedaunan kering tanpa mengawasinya sampai api benar-benar padam.
Ia mengatakan bahwa para camat dan kepala desa harus giat menyampaikan imbauan kepada warga untuk menjalankan langkah-langkah mitigasi kebakaran hutan dan lahan.
Javid mengatakan bahwa BPBD telah meningkatkan kesiapsiagaan untuk menangani kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau.
"Jika ada kebakaran, tim reaksi cepat BPBD Sabu Raijua siap menyuplai air ke pemadam kebakaran. Kami punya tangki dengan selang air yang panjang juga untuk memadamkan api," katanya.
BPBD Sabu Raijua, menurut dia, juga siap menyalurkan air bersih kepada warga yang mengajukan permintaan bantuan melalui pemerintah desa atau kelurahan.
Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke telah menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan dari Juli hingga Desember 2023.
Stasiun Klimatologi Kelas II Nusa Tenggara Timur telah menyampaikan peringatan dini perihal kemungkinan terjadi kekeringan di beberapa kecamatan di Kabupaten Sabu Raijua.
Baca juga: BPBD Sabu Raijua salurkan air bersih tangani kekeringan
Wilayah Kecamatan Hawu Mehara dinyatakan berstatus Waspada karena curah hujannya diprakirakan sangat rendah dengan hari tanpa hujan lebih dari 21 hari.
Baca juga: BPBD Sabu Raijua bagikan bendera sambut HUT Ke-78 RI
Sedangkan Kecamatan Raijua, Sabu Barat, dan Sabu Timur dinyatakan berstatus Siaga karena mengalami hari tanpa hujan lebih dari 31 hari.