Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat pesisir waspada potensi gelombang tinggi hingga empat meter di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 21-22 Agustus 2023.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," ujar Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Senin, (21/8/2023).
Ia mengatakan pola angin menjadi salah satu yang menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi.
Ia mengemukakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari selatan-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Banten, Selat Makassar bagian selatan dan Laut Arafuru," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Masyarakat pesisir diimbau waspada gelombang tinggi hingga empat meter
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," ujar Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Senin, (21/8/2023).
Ia mengatakan pola angin menjadi salah satu yang menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi.
Ia mengemukakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari selatan-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Banten, Selat Makassar bagian selatan dan Laut Arafuru," katanya.
Kondisi itu, lanjutnya, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat P. Simeulue-Kep. Mentawai, perairan Bengkulu, perairan P. Enggano-barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudra Hindia Barat Sumatra, perairan selatan Jawa-P. Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Banten-Jawa Barat, perairan Pulau Sawu-Pulau Rote, Laut Sawu, perairan selatan Flores, Selat Sumba bagian barat, Selat Sape bagian selatan, Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, Selat Karimata.
Kemudian, Laut Jawa, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kotabaru, Laut Sumbawa, perairan Kepulauan Selayar, Laut Flores, perairan Kepulauan Wakatobi, perairan Manui-Kendari, perairan selatan Kepulauan Sula, Laut Banda, perairan selatan Pulau Buru-Pulau Seram, perairan Sermata-Kepulauan Tanimbar, perairan selatan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, Laut Arafuru, Laut Seram bagian timur, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku dan perairan Jayapura.
Sementara untuk gelombang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter, berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah-NTT.
Maka itu, Eko Prasetyo mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).
Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter).
Baca juga: BMKG ingatkan waspadai potensi gelombang tinggi di perairan NTT
Baca juga: BMKG ingatkan masyarakat Sabu Raijua waspada ancaman kekeringan
Kemudian, Laut Jawa, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kotabaru, Laut Sumbawa, perairan Kepulauan Selayar, Laut Flores, perairan Kepulauan Wakatobi, perairan Manui-Kendari, perairan selatan Kepulauan Sula, Laut Banda, perairan selatan Pulau Buru-Pulau Seram, perairan Sermata-Kepulauan Tanimbar, perairan selatan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, Laut Arafuru, Laut Seram bagian timur, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku dan perairan Jayapura.
Sementara untuk gelombang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter, berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah-NTT.
Maka itu, Eko Prasetyo mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).
Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter).
Baca juga: BMKG ingatkan waspadai potensi gelombang tinggi di perairan NTT
Baca juga: BMKG ingatkan masyarakat Sabu Raijua waspada ancaman kekeringan
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Masyarakat pesisir diimbau waspada gelombang tinggi hingga empat meter