Kupang (ANTARA News NTT) - Bencana hidrometeorologi yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur dari Desember 2018 sampai menjelang penghujung Januari 2019, telah menewaskan sedikitnya 12 orang.
"Untuk korban jiwa sampai 24 Januari 2019, sudah tercatat 12 orang. Ada yang tertimbun tanah longsor dan ada yang terseret banjir," kata Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur Tini Tadeus di Kupang, Kamis (24/1).
Dia menjelaskan hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang selama lebih dari sebulan ini telah memicu terjadinya bencana hidrometeorologi di hampir semua daerah di NTT.
Bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat, banjir, genangan air, pohon tumbang, jalanan licin, rumah roboh, tanah longsor, dan puting beliung.
Dia mengatakan korban yang meninggal dunia akibat bencana alam itu, antara lain di Kabupaten Sikka, Timor Tengah Selatan, Manggarai Barat, serta Nagekeo.
"Dalam kondisi cuaca ekstrem seperti ini dibutuhkan kewaspadaan masyarakat untuk tidak memaksakan diri tinggal di daerah yang rawan bencana. Apabila sudah ada tanda-tanda bencana maka sebaiknya segera mengungsi ke lokasi yang aman," katanya.
Dia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga menghadapi cuaca ekstrem yang masih akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan ini.
Baca juga: Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap bencana Hidrometeorologi
Baca juga: Satu keluarga di Nagekeo tertimbun longsor
"Untuk korban jiwa sampai 24 Januari 2019, sudah tercatat 12 orang. Ada yang tertimbun tanah longsor dan ada yang terseret banjir," kata Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur Tini Tadeus di Kupang, Kamis (24/1).
Dia menjelaskan hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang selama lebih dari sebulan ini telah memicu terjadinya bencana hidrometeorologi di hampir semua daerah di NTT.
Bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat, banjir, genangan air, pohon tumbang, jalanan licin, rumah roboh, tanah longsor, dan puting beliung.
Dia mengatakan korban yang meninggal dunia akibat bencana alam itu, antara lain di Kabupaten Sikka, Timor Tengah Selatan, Manggarai Barat, serta Nagekeo.
"Dalam kondisi cuaca ekstrem seperti ini dibutuhkan kewaspadaan masyarakat untuk tidak memaksakan diri tinggal di daerah yang rawan bencana. Apabila sudah ada tanda-tanda bencana maka sebaiknya segera mengungsi ke lokasi yang aman," katanya.
Dia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga menghadapi cuaca ekstrem yang masih akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan ini.
Baca juga: Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap bencana Hidrometeorologi
Baca juga: Satu keluarga di Nagekeo tertimbun longsor