Kupang (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mengalokasikan 6.850 kilogram beras yang menjadi cadangan pangan pemerintah daerah bagi empat desa dengan risiko rawan pangan.

"Alokasi beras sesuai analisa sistem kewaspadaan pangan dan gizi bagi desa dengan tingkat risiko rawan pangan tinggi," kata Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sikka Fransiskus Federikus dari Maumere, Kabupaten Sikka, Kamis, (14/9/2023).

Langkah tersebut diambil oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sikka sebagai respons atas prakiraan BMKG terkait dengan peluang curah hujan sangat rendah di wilayah itu yang berdampak pada ancaman kekeringan.

Dinas Ketahanan Pangan Sikka mengambil sejumlah langkah, di antaranya mengalokasikan beras cadangan dan siap mendistribusikan beras ke empat desa risiko pangan tertinggi di kabupaten tersebut.

Sebanyak empat desa itu, yakni Desa Natarmage dan Desa Matumoning di Kecamatan Waiblama, serta Desa Wairpaar dan Desa Watuomok di Kecamatan Talibura.

Dia mengakui alokasi cadangan pangan pemerintah kecil pada tahun ini. Namun ia berharap alokasi cadangan pangan pemerintah daerah bisa lebih ditingkatkan nantinya.

"Dalam minggu ini (didistribusikan, red.)," katanya.

Selain menyiapkan beras cadangan bagi masyarakat, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sikka mendorong masyarakat untuk memiliki cadangan pangan, seperti lumbung pangan.

Hal itu telah diwujudkan melalui pembinaan dan pendampingan agar masyarakat bisa menyisihkan sebagian hasil panen untuk disimpan sebagai lumbung atau cadangan pangan saat ada ancaman kekeringan.

Kepala Stasiun Meteorologi Frans Seda Maumere Ota Welly Jenny Thalo telah merekomendasikan pemberian intervensi bantuan pangan kepada daerah yang memiliki tingkat risiko kerawanan pangan tinggi.

Dalam Rapat Koordinasi Tim Teknis Sistem Peringatan Dini Kerawanan Pangan dan Gizi Kabupaten Sikka, Selasa (12/9), ia merekomendasikan pemangku kepentingan agar dapat melakukan langkah-langkah yang adaptif kepada daerah dengan potensi mengalami curah hujan rendah.

Baca juga: Kebakaran lahan pertanian di Palue capai 87 hektare

"Lalu adanya pengolahan lahan yang lebih ramah lingkungan dengan tidak melakukan pembakaran," ucap dia.

Kabupaten Sikka salah satu kabupaten di NTT yang berpotensi mengalami curah hujan sangat rendah atau lebih dari 20 mm per dasarian.

Baca juga: BMKG ingatkan masyarakat NTT waspada karhutla

Selain itu, 17 kecamatan di Kabupaten Sikka berpeluang mengalami hari tanpa hujan lebih dari 61 hari, sedangkan empat kecamatan lain berstatus waspada atau mengalami hari tanpa hujan lebih besar dari 21 hari.

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024