Kupang, NTT (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak awal April 2025 telah memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
“Saat ini sebagian besar wilayah NTT berada pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau (pancaroba),” kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Frengki Arianto Faot dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat.
Hal tersebut ia sampaikan berkaitan dengan peringatan dini cuaca wilayah NTT yang dikeluarkan oleh BMKG terkait periode pancaroba.
Walaupun wilayah NTT dan sekitarnya telah memasuki awal musim kemarau, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk waspada.
Hal ini dikarenakan masih adanya potensi hujan sedang serta angin kencang di beberapa wilayah NTT yang dapat menyebabkan potensi bencana hidrometeorologi.
Adapun potensi bencana hidrometeorologi tersebut seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, kerusakan pada bangunan atau fasilitas umum.
Lebih lanjut, BMKG memperkirakan pada Jumat (4/4) tidak ada wilayah NTT yang berpotensi hujan.
Sementara pada Sabtu (5/4) perkiraan cuaca yang masih sama terjadi di wilayah NTT. Namun, untuk wilayah Sumba Timur dan sekitarnya diperkirakan berpotensi hujan sedang.
“Pada 4-5 April diperkirakan tidak ada wilayah yang berpotensi angin kencang,” kata Frengki menambahkan.
Meski demikian ia tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada pada selama periode pancaroba serta tetap memantau informasi dari BMKG.
Sebelumnya pada, Jumat (21/3), BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II NTT telah melakukan siaran pers terkait musim kemarau 2025 di NTT.
BMKG memprediksikan musim kemarau di NTT dimulai pada April, sedangkan puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG sebut NTT memasuki masa peralihan ke musim kemarau